Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usul Politik Afirmasi kepada Perempuan Berlaku dalam Pilkada

Kompas.com - 02/07/2024, 11:30 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Rina Iriani Sri Ratnaningsih tersenyum, tetapi tak bertahan lama. Setelah itu, dahinya berkerut dan tatapan matanya kian tajam.

Di satu sisi, ia mengaku senang angka pencalonan maupun keterpilihan perempuan dalam Pilkada di Solo Raya terus bertambah. Namun, Rina paham angkanya masih lebih rendah daripada laki-laki.

Dalam Pilkada terakhir di tujuh daerah di eks-Karesidenan Surakarta saja, empat di antaranya masih dimenangkan oleh calon bupati/wali kota laki-laki.

Bupati perempuan pertama di Solo Raya itu menyebut perbandingan jumlah kepala daerah perempuan dan laki-laki di lingkup nasional malah lebih membuatnya sedih lagi.

Ia pun mengungkapkan keheranan perempuan masih saja dianggap sebagai warga kelas dua di kancah perpolitikan. 

Baca juga: Pilkada dan Keyakinan Perempuan Memimpin Daerah

“Kini padahal sudah ada beberapa bupati, wali kota, dan gubernur perempuan yang terbukti sukses memimpin. Tapi lihat, apakah jumlah perempuan yang maju dan menang Pilkada lalu naik siginifikan? Angkanya masih sangat timpang jika dibandingkan dengan laki-laki. Ini membuktikan masih adanya marginalisasi,” ungkap Rina, saat diwawancarai di Karanganyar pada Senin (6/5/2024).

Berdasarkan data yang dihimpun dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, persentase pencalonan maupun keterpilihan perempuan pada Pilkada 2017, 2018, dan 2020 memang meningkat secara nasional.

Meski begitu, angkanya tak sampai seperempat dari pencalonan dan keterpilihan laki-laki sebagai kepala daerah.

Pada Pilkada 2007, terdapat 7,26 persen perempuan calon kepala daerah, lalu pada 2018 naik menjadi 9 persen, dan pada Pilkada 2020 mencapai 10,73 persen.

Sementara untuk angka keterpilihan, pada Pilkada 2017, tercatat ada sebanyak 7,45 persen perempuan calon kepala daerah yang memperoleh suara terbanyak. Kemudian, pada 2018 naik menjadi 8,77 persen dan pada Pilkada 2020 mencapai 11,02 persen. 

Capaian di Pilkada 2020 juga terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya di Pilkada 2015, yang tingkat keterpilihan calon perempuannya hanya menyentuh angka 8,16 persen.

Menurut Rina, terdapat banyak faktor yang jadi penyebab jumlah perempuan kepala daerah di Indonesia masih jauh lebih sedikit ketimbang laki-laki.

Beberapa di antaranya, yakni masih adanya anggapan perempuan tak pantas menjadi pemimpin, parpol belum ramah gender, dan perempuan seringkali memiliki akses lebih terbatas ke jaringan politik, finansial, maupun sumber daya lain yang penting untuk maju dalam kontestasi. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hendak Berantas Penyelundupan BBM dari NTT ke Timor Leste, Sejumlah Polisi Malah Dituding Selingkuh

Hendak Berantas Penyelundupan BBM dari NTT ke Timor Leste, Sejumlah Polisi Malah Dituding Selingkuh

Regional
Penyelenggaraan AFF U-16 di Solo Sukses, Pj Gubernur Nana Harap Event Berikutnya Digelar di Jateng

Penyelenggaraan AFF U-16 di Solo Sukses, Pj Gubernur Nana Harap Event Berikutnya Digelar di Jateng

Regional
Bidan di Lampung Aniaya Nenek Penjual Telur hingga Amnesia, Ini Kronologinya

Bidan di Lampung Aniaya Nenek Penjual Telur hingga Amnesia, Ini Kronologinya

Regional
Sakit Hati Kerap Diejek, Pekerja Bangunan Bunuh dan Bakar Rekan Kerja

Sakit Hati Kerap Diejek, Pekerja Bangunan Bunuh dan Bakar Rekan Kerja

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Ditargetkan Rampung Akhir Juli, Contraflow Diberlakukan

Perbaikan Jalan Pantura Demak Ditargetkan Rampung Akhir Juli, Contraflow Diberlakukan

Regional
Terbongkar, Pembalakan Liar di Hutan Pengasingan Bung Karno

Terbongkar, Pembalakan Liar di Hutan Pengasingan Bung Karno

Regional
Menyoal Kematian Afif Maulana di Padang, Disiksa Polisi atau Loncat ke Sungai?

Menyoal Kematian Afif Maulana di Padang, Disiksa Polisi atau Loncat ke Sungai?

Regional
Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Solo 2024: Jadwal, Rute, dan Jumlah Kerbau yang Dikirab

Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Solo 2024: Jadwal, Rute, dan Jumlah Kerbau yang Dikirab

Regional
Warga NTT Temukan Mayat Bayi Sedang Dimakan Anjing

Warga NTT Temukan Mayat Bayi Sedang Dimakan Anjing

Regional
Digugat Paslon Independen ke Bawaslu, Ini Jawaban KPU Sikka

Digugat Paslon Independen ke Bawaslu, Ini Jawaban KPU Sikka

Regional
Dilepasliarkan, Penyu Hijau Hasil Perburuan Liar di Pulau Banyak

Dilepasliarkan, Penyu Hijau Hasil Perburuan Liar di Pulau Banyak

Regional
Cegah Judi 'Online', Polda NTT Gelar Pemeriksaan Ponsel Personel

Cegah Judi "Online", Polda NTT Gelar Pemeriksaan Ponsel Personel

Regional
7 Orang Dinyatakan Lulus Calon Taruna Akpol dari Polda Papua Barat, Satu Orang Calon Polwan

7 Orang Dinyatakan Lulus Calon Taruna Akpol dari Polda Papua Barat, Satu Orang Calon Polwan

Regional
Deretan Nama Bakal Calon Gubernur NTT: Ada Politisi, Jenderal TNI, dan Purnawirawan Polri

Deretan Nama Bakal Calon Gubernur NTT: Ada Politisi, Jenderal TNI, dan Purnawirawan Polri

Regional
Ramai Dugaan Piagam Palsu dalam PPDB SMA, Kadisdik Kota Semarang Siapkan Evaluasi Internal

Ramai Dugaan Piagam Palsu dalam PPDB SMA, Kadisdik Kota Semarang Siapkan Evaluasi Internal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com