Melihat kembali perjalanannya, Rina pun bersyukur bersama Pemkab Karanganyar, ia telah berhasil mendapatkan ragam penghargaan di berbagai bidang, bukan hanya terkait perempuan dan anak-anak.
Ini termasuk, Ksatria Bhakti Husada Arutala–Penanggulangan Masalah Kesehatan Masyarakat Miskin dari Kemenkes RI tahun 2005, Pemberantasan Buta Aksara dan Penggerak Pendidikan Luar Sekolah dari Mendiknas tahun 2005, Penghargaan Bidang Pengentasan Kemiskinan Pelayanan Kesehatan (Leadership MDG’s Award 2009) dari Leadership Park Institute dan Menkokesra RI.
Selain itu, Rina dan Pemkab Karanganyar juga pernah memperoleh Piala Citra Bhakti Abdi Negara (Bupati Kinerja Terbaik Dalam Pelayanan Publik 2009) dari Presiden RI tahun 2010, Anugerah Perempuan Indonesia 2012 Kategori Pemimpin Kabupaten Tertangguh dari Kemen PPPA RI, peringkat ke-4 dari 10 Kabupaten Terbaik Pelaksana Pemerintah Daerah dari Kemendagri RI tahun 2012, hingga Anugerah Adipura sebagai Kota Kecil Terbersih 9 tahun berturut-turut.
Ia masih ingat ada lebih dari 100 piagam penghargaan atau kehormatan yang pernah diperoleh Pemkab Karanganyar selama periode kepemimpinannya.
Di dalamnya, terdapat pula penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), seperti festival Musik Lesung (Kothekan Lesung) dengan peserta terbanyak tahun 2006, pemrakarsa dan penyelenggara pembaca serentak dengan peserta terbanyak tahun 2007, pemrakarsa pelayanan sertifikasi pertahanan dengan mobil keliling tahun 2008, dan rekor pemrakarsa pembuatan KTP, KK, dan akta lelahiran dengan menggunakan mobil keliling ”RATNA” (Rakyat Terdata Negara Aman) yang dilakukan secara cepat tahun 2009.
Pada gilirannya, Rina mendorong agar kaum perempuan ikut meramaikan Pilkada yang akan digelar 27 November nanti.
Di Karanganyar sendiri, Rina menyaksikan belum banyak tokoh perempuan yang namanya muncul di masyarakat akan ikut dalam Pilkada tahun ini. Kandidat yang muncul masih didominasi para laki-laki.
“Harus ada tokoh perempuan karena bisa lebih dekat dan memiliki sensitivitas terhadap berbagai persoalan yang ada di masyarakat,” ucap penghobi membaca, menulis, menari, menyanyi, dan olah raga itu.
Baca juga: Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin
Menurut Rina, ada beberapa tokoh perempuan di Bumi Intanpari yang layak maju sebagai bakal calon bupati maupun wakil bupati di Pilkada.
“Perempuan harus ikut andil dalam menentukan kebijakan, untuk pembangunan daerah yang lebih baik,” katanya.
Ketika menjabat sebagai Bupati, Rina mengeklaim Pemkab Karanganyar telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk membuktikan kepemimpinan dalam tata kelola pemerintahan.
“Di era saya ada banyak kepala dinas, camat, lurah, maupun kepala kantor yang perempuan. Staf ahli saya juga ada yang perempuan. Mereka lolos seleksi yang kami lakukan tidak sembarangan dan terbukti hasil kinerja dari OPD-nya bagus-bagus,” ucapnya.