Bersama warga petani di Desa Maneikun, ia memanfaatkan lahan tidur yang selama ini tidak dikelola.
Ia menanam sekitar 700 tanaman tomat lahurus yang merupakan khas daerah Lasiolat di lahan seluas setengah hektar sejak tahun 2022.
Tomat lahurus merupakan satu-satunya jenis tomat yang berukuran besar. Tomat itu hanya bisa tumbuh di beberapa desa di Kecamatan Lasioat, Kabupaten Belu.
Saat itu, dia memperoleh bibit tomat dari warga lainnya yang sebelumnya sudah berhasil mengembangkan tomat lahurus. Sebab, tidak mudah mendapatkan bibit itu lantaran tidak dijual di toko.
"Sangat motivasi buat saya untuk menunjukkan kepada masyarakat petani di Kecamatan Lasiolat. Apalagi potensi di sini banyak lahan kosong sehingga bagaimana caranya kita memanfaatkan lahan yang ada itu untuk bercocok tanam," kata Nasrul kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Kapal Mati Mesin di Perairan Pulau Sukun NTT, 18 Penumpang Selamat
Sebagai polisi, dirinya ingin menunjukkan bahwa daerah perbatasan itu potensial untuk lahan pertanian. Karena itu, ia ikut memanfaatkan lahan tidur untuk menanam tomat.
"Seperti saat ini saya bersama Bapak Matias Moruk memanfaatkan lahan kosong yang ada dengan bercocok tanam tomat lahurus," terang Nasrul.
Baca juga: Polisi Amankan 43 Karung Pakaian Bekas yang Diselundupkan dari Timor Leste
Untuk membuka lahan, dia lalu berupaya menyewa traktor. Dananya diambil dari gajinya sebagai polisi. Tak hanya itu, sebagian gajinya juga dipakai untuk membeli pupuk dan peralatan pendukung lainnya.
Pada tahap awal tahun 2022 lalu, dia bersama Matias Moruk berhasil panen dan dijual ke sejumlah warga di kabupaten tetangga seperti Kabupaten Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan hingga Kota Kupang.
Keuntungan yang diperoleh saat ini berkisar Rp 12 juta. Uang hasil penjualan itu diberikan sepenuhnya kepada Matias Moruk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, termasuk membiayai pendidikan anak-anak Matias.
Usaha tomat Matias terus berjalan dengan baik hingga saat ini dan terus dipantau oleh Nasrul.
Setelah berhasil membantu Matias Moruk, pada tahun 2023 Bripka Nasrul lalu berpindah ke Desa Fatulotu dan membantu warga bernama Dani Neno.
Dia dan Dani menanam tomat di lahan seluas dua hektar. Namun kali ini, jenis tomatnya berbeda. Ukurannya lebih kecil.
Di lahan itu, keduanya menanam tomat sebanyak 1.400 batang bibit. Lagi-lagi, Nasrul menyisihkan gajinya untuk keperluan membeli bibit, pupuk dan sewa traktor untuk olah lahan.