Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Setelah Vaksin, Sempat Muntah dan Kaki Membengkak

Kompas.com - 04/10/2021, 14:49 WIB
Bagus Supriadi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Ananda Rahel Pratama (15), pelajar kelas X SMAN 1 Kencong, Jember, Jawa Timur, meninggal dunia setelah divaksin.

Siswa asal Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu tersebut mengikuti kegiatan vaksinasi di sekolahnya yang difasilitasi oleh Puskesmas Cakru.

Kronologi kasus tersebut terjadi ketika Rahel mengikuti vaksin pada 10 September 2021.

Setelah itu, daya tahan tubuhnya menurun dalam kurun waktu sepekan. 

“Setelah disuntik itu dia mulai tidak enak, muntah, perut mual, panas dingin dan perutnya kaku,” kata kakek korban, Ahmad Sholeh Yusuf pada Kompas.com melalui telepon, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Warga Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi Saat Berkunjung ke Markas Polri di Jember

Kondisi kesehatan pelajar itu tidak berangsur membaik.

Pada Minggu, 19 September 2021, korban merasa kram usai bangun tidur. Lalu pada siang hari kakinya justru membengkak.

“Masih bisa berjalan, namun kayak orang stroke itu,” terang dia.

Akhirnya, korban dibawa ke RSD Balung oleh nenek dan kakaknya namun sudah tidak tertolong. 

Jasad korban akhirnya dibawa pulang untuk dimakamkan.  

Yusuf mengatakan, dalam surat keterangan vaksinasi itu, tidak ada keterangan nomor yang bisa dihubungi ketika ada keluhan.

Baca juga: Bupati Jember Ajukan 5 Raperda, DPRD: Tak Ada Artinya Jika Tak Mampu Merealisasikan

 

Akibatnya, keluarga korban yang merupakan masyarakat awam, tidak bisa menindaklanjutinya.

“Seharusnya ada nomor kontak keluhan di surat vaksinasi itu,” terang dia.

Yusuf mengaku pihaknya sebenarnya sudah menerima kejadian tersebut.

Namun ia menyesalkan ucapan tenaga kesehatan Puskesmas Cakru yang sempat datang bertakziah ke kediamannya.

Saat itu pihak keluarga bertanya kenapa tidak ada keterangan nomor yang bisa dihubungi ketika ada keluhan dalam surat vaksin tersebut.  

“Petugas itu bilang, 'iya saya yang salah, terus mau minta apa',” kata Yusuf menirukan ucapan tenaga kesehatan tersebut.

Menurutnya, ucapan tersebut disampaikan sebanyak empat kali.

Yusuf pun meminta pihak Puskesmas meminta maaf atas pernyataan tersebut karena dinilai menyakitkan. 

Baca juga: Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Diganti, Ada Apa?

Kasus yang dialami oleh Yusuf tersebut saat ini mendapat pendampingan dari Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) RI Jember.

“Keluarga meminta agar nakes tersebut meminta maaf,” ucap Ketua DPC LPK RI Jember Lukman Winarno.

Tindakan tersebut dinilai melanggar kode etik yang melekat dalam UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan. 

Lukman berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan yang lain.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Lilik Layliyah belum memberikan respons terkait warga yang meninggal usai divaksin ini.

Upaya konfirmasi dari Kompas.com belum mendapat tanggapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com