Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Jeje, Keeper di Bandung Zoo, saat Harus Memotong Kuku Gajah...

Kompas.com - 06/11/2018, 07:58 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Seekor gajah peliharaan di kebun binatang rata-rata kukunya akan lekas memanjang lantaran tidak digunakan untuk berjalan jauh. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemeliharaan dan perawatan khusus bagi kuku gajah tersebut karena jika tak dirawat dapat menggangu kesehatan gajah.

Itulah yang terjadi di Kebun Binatang Bandung, atau Bandung Zoo. Kebun binatang ini saat ini memiliki tiga koleksi gajah Sumatera. Namun hanya dua gajah dewasa yang kini tinggal di kandang Bandung Zoo karena satu ekor gajah sedang mendapatkan pelatihan di Taman Safari Indonesia.

Dua gajah tersebut adalah Salma dan Ira. Dua hewan berbelalai yang memiliki bobot 4 ton ini masing-masing mendapat perawatan khusus dibawah pengawasan keepernya atau penjaganya.

Tugas keeper juga sesederhana artinya, yakni menjaga sang gajah. Keeper akan memandikan gajah setiap pagi dan memberinya makan. Kemudian setiap minggu, keeper akan merawat kuku gajah. 

Baca juga: Pertama Kalinya Bandung Zoo Lepasliarkan Merak Hijau...

Seorang penjaga gajah senior, Jeje (46) bercerita soal perawatan kuku gajah tersebut.

Keeper senior ini bercerita bahwa perawatan kuku gajah di Bandung Zoo sebenarnya kondisional, namun rata-rata memang seminggu sekali.

Apabila kuku gajah sudah kelihatan menonjol, Jeje langsung mempersiapkan alat khusus berupa pisau dengan ujung melengkung untuk memotong kuku gajah.

Saat proses pemotongan kuku, gajah dewasa ini secara bergantian mengangkat kakinya di atas dudukan khusus. Kemudian Jeje mengeluarkan pisau khusus dan memotong kuku gajah ini dengan hati-hati.

Selain memotong kukunya, jeje juga membersihkan kotoran di sela pinggiran kuku gajah dengan pisau tersebut.

Untuk meratakan dan menghaluskan kuku, ia menggunakan kikir besi. Kikir itu digoreskan pada kuku gajah yang telah dipotong. Butuh sekitar 30 menit untuk memotong kuku gajah-gajah ini.

Baca juga: Kelahiran Dua Ekor Bayi Binturong Menambah Koleksi Bandung Zoo

Proses pemotongan kuku ini tidak semudah seperti yang diceritakan. Sebab sebelumnya, gajah-gajah ini tidak jinak. Adalah tugas para keeper untuk terus melatih hewan bertubuh besar itu.

Proses pelatihannya pun memakan waktu yang tidak singkat, yakni butuh sekitar tiga bulan bagi para gajah menjadi jinak hingga terlatih seperti saat ini.

Jeje sendiri sudah menekuni pekerjaan sebagai keeper sejak 29 tahun yang lalu. Sejumlah pelatihan pernah ia ikuti untuk lebih mengenal gajah dan karakternya.

Mengenal karakter gajah dinilai penting bagi seorang keeper, pasalnya apabila lengah sedikit saja bisa mengancam keselamatan keeper itu sendiri, apalagi saat musim kawin datang, gajah-gajah cenderung temperamental.

Baca juga: Bandung Zoo Prediksi Pengunjung di Liburan Lebaran 2018 Capai 120.000 Orang

"Tiap gajah beda-beda karakternya ada yang pendiam seperti Salma, ada juga yang agresif seperti Ira," kata Jeje di Bandung Zoo, Senin (5/11/2018).

Bahkan Jeje pernah mendapatkan pengalaman pahit ketika merawat gajah-gajah ini. Mulai dari tubrukan, diinjak kaki gajah, hingga mendapat kibasan belalai pun pernah ia rasakan.

Walaupun beberapa kali Jeje masuk rumah sakit, namun semua itu tak menyurutkan Jeje untuk merawat gajah-gajah ini.

Kecintaan terhadap hewan bertubuh besar ini membuat Jeje bertahan hingga saat ini, bahkan akhirnya mengenali dan menjinakan para gajah tersebut.

"Kalau gajah jantan lagi birahi itu moodnya labil, saat itu saya pernah kena pukul gajah karena bawa si Bona (gajah lainnya), mungkin cemburu. Saya ditubruk pake gadingnya," tutur Jeje yang sudah bolak-balik ke rumah sakit karena gajah ini.

Baca juga: Hindari Kawin Sedarah, Rusa Bandung Zoo Ditukar dengan Rusa Solo Zoo

"Tapi karena tanggungjawab pekerjaan dan cinta satwa jadi kita suka dan menikmati. Kalau pun ada kecelakaan sebenarnya itu kesalahan kita karena lengah, karena bagaimanapun gajah itu hewan," imbuhnya.

Selama tiga bulan melatih gajah, akhirnya membuahkan hasil. Gajah-gajah ini pun akhirnya sudah mengerti dengan apa yang diinginkan para keeper.

Seperti salah satunya yakni saat memotong kuku gajah, agar gajah mau mengangkat kakinya dan meletakannya di atas dudukan khusus, Jeje tinggal memegang salah satu kaki gajah itu.

"Caranya dipegang kakinya dia ngerti ngangkat sendiri. Kalau ngelatihnya harus sabar telaten dan tekun," katanya.

"Kalau dilihat dari jinaknya gajah, perkembangannya ada yang cepat ada yang lama juga. Tiga bulanan atau sebulan juga sudah mengerti yang penting dilatih, ada makanan, setiap mandi sambil digosok dan di kikir," imbuhnya.

Saat melakukan pemotongan kuku gajah, Jeje harus melihat tempramen dari gajah itu sendiri. "Kalau gajahnya lagi kesel ya ditunda (potong kukunya)," katanya.

Sebagai seorang keeper gajah, Jeje juga memiliki kepuasan bathin saat merawat gajah-gajah ini. Dia merasa gembira jika kesehatan gajahnya tetap prima. Apabila ada gajah yang jatuh sakit hingga akhirnya tumbang dan terjatuh, hal itu membuat Jeje dan keeper lainnya merasa sedih.

Baca juga: Pasca Orangutan Dilempari Rokok, Kapolda Sarankan Kebun Binatang Bandung Pasang CCTV

Hal itu terjadi pada gajah Yani, gajah betina berusia 37 tahun yang meninggal di Kebun Binatang Bandung.

"Pawangnya saja sampai nangis, saya malah sampai 24 jam tidak tidur menjaga dan ngusapin. Yani saja menghembuskan nafas sambil teriak dan belalainya mengibas. Saat itu saya disitu," katanya mengenang.

"Makanya kepuasan terbesar kami itu ketika gajah sehat. Apalagi sekarang gajah binatang yang dilindungi. Sekarang gajah-gajah harus kita lindungi," imbuhnya.

Harus bergerak

Dokter hewan Bandung Zoo, Dedi Tri Sasongko menambahkan bahwa gajah ini merupakan hewan herbivora pemakan rumput.

Pihak Bandung Zoo sendiri memberikan pakan gajah berupa rumput gajah dalam porsi besar sekitar 200 kg setiap harinya, ditambah tebu buah-buahan berupa melon, wortel, semangka, pisang, hingga jagung dan ubi.

Baca juga: Gara-gara Ulah Pengunjung Sembur Monyet dengan Asap Vape di Batu Secret Zoo...

"Biasanya rumput ini diambil khusus dari lahan kami di Sumedang, tapi karena saat musim kemarau rumput di Sumedang sedang tidak bagus maka kami bawa dari Purwakarta," tuturnya.

Gajah di Bandung Zoo juga setiap harinya diharuskan berjalan kurang lebih 10 meter mengitari arena gajah. Hal itu dilakukan untuk menyelaraskan dengan kondisi gajah di hutan liar.

"Di hutan itu gajah berjalan10 km perhari untuk memperlancar darah, makanya kita buat jalan setiap hari disini, digerakin," katanya.

Untuk itu, kuku gajah pun harus dijaga agar tidak mengganggu kesehatan gajah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com