Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kompas.com - 12/02/2024, 15:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Seorang ibu di Demak, Jawa Tengah, terjebak banjir bersama bayinya yang masih berusia 3 bulan.

Siti Solikhah (22), warga Dukuh Babatan, Desa Karanganyar, menceritakan, dirinya terjebak selama 1lebig kurang 18 jam. Banjir setinggi satu setengah meter telah menggenangi rumahnya di Desa Karanganyar.

Dirinya mengaku panik saat banjir begitu cepat masuk ke dalam rumah. Dirinya dan keluarga bergegas mengungsi ke tanggul.

"Aliran airnya deras sekali. Saya sudah persiapan untuk anak saya, ya mandi, ya baju, ada minuman dan roti juga. Tapi aliran (banjir) masuk dari dapur ke kamar sampai ke luar sudah penuh semua. Saya bergegas bersama keluarga naik ke tanggul," terangnya, Minggu (11/2/2024), dilansir dari Tribunnews.com.

Baca juga: Banjir di Demak Belum Surut, Bawaslu Ungkap Opsi Pemilu Susulan

Sejumlah warga menentang burung di lokasi banjir Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Kamis (9/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDIKOMPAS.COM/NUR ZAIDI Sejumlah warga menentang burung di lokasi banjir Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Kamis (9/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI

Ibu muda itu mengatakan, banjir pada Kamis 8 Februari 2024 siang itu menghanyutkan barang-barang berharga miliknya, seperti surat-surat penting hingga bekal makanan.

Akibatnya, Solikhah hanya membawa sedikit makanan saat mengungsi ke tanggul sungai.

Baca juga: Banjir Demak, Perempuan 80 Tahun Meninggal Diduga Hanyuto

"Sama sekali tidak bawa kebutuhan apapun. Baju ganti, makanan, minuman, sampai surat-surat saya sama sekali tidak terpikirkan," ucapnya.

Selain bayinya, Solikhah juga mengungsi bersama kedua orangtuanya Sutomo (65) dan Sulipah (60).

Harap bantuan datang

Warga membawa manekin melintasi banjir di jalan Pantura, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Menurut data sementara BPBD Kabupaten Demak hingga Sabtu (10/2), sebanyak 35 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten itu terendam banjir dan sebanyak 15.645 jiwa mengungsi, sementara jalan utama Semarang-Surabaya masih lumpuh akibat tergenang banjir dengan ketinggian hingga dua meter. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/YUANTARA FOTO/Yusuf Nugroho Warga membawa manekin melintasi banjir di jalan Pantura, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Menurut data sementara BPBD Kabupaten Demak hingga Sabtu (10/2), sebanyak 35 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten itu terendam banjir dan sebanyak 15.645 jiwa mengungsi, sementara jalan utama Semarang-Surabaya masih lumpuh akibat tergenang banjir dengan ketinggian hingga dua meter. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/YU
Solikhah dengan kondisi membawa bayi dan bekal yang menipis berharap bantuan datang. Setelah belasan jam akhirnya Tim SAR pada Jumat (9/2/) siang datang dan mengevakuasi Solikhah bersama warga lainnya.

Setelah sampai di tenda pengungsian, Solikhah dan bayinya segera di tim medis untuk diperiksa kondisinya.

"Kondisi anak saat ini sudah stabil. Sempat badan panas ketika dibawa ke pengungsian, saya konsultasi ke dokter di pengungsian, sekarang sudah baikan," tuturnya.

Update banjir

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak per Minggu (11/2/2024) pukul 18.00 WIB.

Kejadian banjir sejak Senin (5/2/2024) itu berdampak pada 38 desa yang tersebar di 7 kecamatan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Agus Nugroho, mengatakan, salah satu penyebab banjir yakni hujan lebat di beberapa titik Kabupaten Demak.

Lalu diperparah dengan jebolnya sejumlah tanggul dan akhirnya menggenangi ribuan rumah warga. 

Untuk wilayah yang masih terdampak banjir adalah di Kecamatan Gajah, terutama di Desa Tambirejo, Desa Medini, Desa Sambung, Desa Wilalung, Desa Tanjungsari, dan Desa Tanjunganyar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com