Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Kompas.com - 29/06/2024, 12:09 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Sagil Muhammad Rizky (12) bocah kelas 6 SD di Kabupaten Kerinci, Jambi memiliki tinggi jauh dari anak seusianya yaitu mencapai 2 meter.

Sagil tumbuh tinggi dan besar bahkan memiliki berat 95,7 kilogram dan ukuran kaki 52. Padahal usinya baru 12 tahun.

Dokter menyebut dia tidak mengidap penyakit tertentu, bahkan kemungkinan akan terus bertambah tinggi sampai 2,2, meter.

Warga Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi ini disebut mengonsumsi asupan makanan secara normal.

Namun "keajaiban" datang ketika Sagil duduk di kelas 2 SD, tubuhnya tumbuh dengan cepat saat ia berusia 9 tahun.

Sulit saat naik angkot

Meskipun dipandang keajaiban, Sagil sendiri terkadang mengalami banyak kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari dengan tinggi badan 2 meter pada masa kanak-kanak.

Baca juga: Sagil Si Bocah SD Bertinggi 2 Meter Memilih Menjadi Atlet Basket

"Kalau naik angkot itu bayar sendiri, karena dianggap sudah dewasa. Padahal anak-anak lain tidak bayar, karena ikut sama orangtuanya," kata Sagil.

Tidak hanya saat naik angkot, ketika masuk rumah kepala Sagil sering kepentok pintu.

Sebab, pintu di rumahnya di Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, rata-rata ukurannya tak sampai 2 meter.

Kesulitan lain sepatunya kekecilan yakni ukuran 50. Padahal kakinya berukuran 52 dan sulit mencarinya di Indonesia. Jikalau pun ada itu di luar negeri.

"Saya beli di pasar online diketawain, karena cari sepatu ukuran 52. Jadi 6 bulan terpaksa pakai sepatu sempit, kakinya sakit dan sering lecet," kata Sagil.

Ia berharap ada pihak yang membantunya menemukan sepatu. Sebab, pekerjaan orangtuanya yang serabutan tidak sanggup membeli sepatu dari luar negeri.

Diejek raksasa

Baca juga: Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Ketika duduk di kelas dua SD 36/III Beliu, Sagil mengalami pertumbuhan yang relatif cepat. Anak-anak sebaya dengannya pun heran dan mengejek Sagil.

"Saya diejek besar kayak raksasa. Tapi saya diam saja, tidak masalah dengan ejekan itu," kata Sagil.

Menurutnya, ejekan dari teman sebaya tidak menyakitinya. Dia tetap sayang dengan teman-temannya.

Sagil mengatakan, dia sangat suka berolahraga, terutama sepak bola. Untuk olahraga lain seperti voli dan basket, dia mengaku ingin bermain, tetapi tidak ada lapangan.

Lantaran suka olahraga, Sagil kerap mewakili sekolahnya bertanding bahkan beberapa juara satu tingkat kecamatan dan masuk tiga besar di tingkat kabupaten.

"Saya pernah juara lempar turbo dan olahraga atletik lainnya. Kadang juara 1 kadang juara 2," kata Sagil.

Bercita-cita TNI Kini Pilih Jadi Atlet Basket

Baca juga: Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Dengan tinggi badannya ini, Sagil merasa cocok menjadi tentara, sehingga ingin mengejar cita-citanya tersebut.

Meski demikian, Sagil akhirnya menerima tawaran menjadi atlet basket nasional Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).

Ia diantar keluarganya pergi ke tempat pemusatan latihan basket yang difasilitasi Perbasi.

Alhamdulillah, baru sehari lalu berangkatnya. Mau dilatih jadi atlet basket nasional," kata Yudi, Paman Sagil melalui sambungan telepon, Jumat (28/6/2024).

Ia mengatakan, Sagil memilih cabang basket setelah Perbasi menyanggupi membiayai seluruh biaya hidup keluarganya selama enam tahun.

Orangtu Sagil juga akan mendapatkan pekerjaan di tempat baru dan telah disediakan rumah untuk keluarga Sagil tinggal.

"Sagil yang memang pilih sendiri mau masuk basket, karena enggak bisa jauh dari orangtuanya," kata Yudi.

Sumber: Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Listrik Batam Naik 9 Persen, Berlaku bagi 11 Jenis Pelanggan

Tarif Listrik Batam Naik 9 Persen, Berlaku bagi 11 Jenis Pelanggan

Regional
6 Saksi Kasus Kematian Siswa SMP di Padang Minta Perlindungan LPSK

6 Saksi Kasus Kematian Siswa SMP di Padang Minta Perlindungan LPSK

Regional
Andalkan Pupuk Kandang, Produktivitas Petani di Kabupaten Semarang Meningkat

Andalkan Pupuk Kandang, Produktivitas Petani di Kabupaten Semarang Meningkat

Regional
Kronologi Paman Bunuh dan Perkosa Siswi SMK di Mesuji, Rampas Uang Sekolah Korban

Kronologi Paman Bunuh dan Perkosa Siswi SMK di Mesuji, Rampas Uang Sekolah Korban

Regional
4 Hektar Lahan Gambut di Banyuasin Sumsel Terbakar

4 Hektar Lahan Gambut di Banyuasin Sumsel Terbakar

Regional
Kronologi Paman Bunuh dan Perkosa Siswi SMK di Mesuji, Rampas Uang Sekolah Korban

Kronologi Paman Bunuh dan Perkosa Siswi SMK di Mesuji, Rampas Uang Sekolah Korban

Regional
Sejumlah Warga di Semarang Enggan Didata untuk Pilkada, Ini Penyebabnya

Sejumlah Warga di Semarang Enggan Didata untuk Pilkada, Ini Penyebabnya

Regional
12 Pelaku Pemerkosaan Remaja di Flores Timur Jadi Tersangka, 1 Masih di Bawah Umur

12 Pelaku Pemerkosaan Remaja di Flores Timur Jadi Tersangka, 1 Masih di Bawah Umur

Regional
Kasus Mutilasi ODGJ di Garut, Pelaku Potong Tubuh Korban 12 Bagian lalu Ditawarkan ke Warga

Kasus Mutilasi ODGJ di Garut, Pelaku Potong Tubuh Korban 12 Bagian lalu Ditawarkan ke Warga

Regional
Kasus Mutilasi ODGJ di Garut, Pisau yang Digunakan Diduga Berasal dari Rumah Pandai Besi

Kasus Mutilasi ODGJ di Garut, Pisau yang Digunakan Diduga Berasal dari Rumah Pandai Besi

Regional
Krisis Air Bersih di Gili Meno, Bupati Lombok Utara: Sementara Suplai Air dari Lombok

Krisis Air Bersih di Gili Meno, Bupati Lombok Utara: Sementara Suplai Air dari Lombok

Regional
Polisi Targetkan 1 Bulan Tangkap Pembunuh yang Jasad Korbannya Dicor

Polisi Targetkan 1 Bulan Tangkap Pembunuh yang Jasad Korbannya Dicor

Regional
Mengawal Sidang Praperadilan Pegi Setiawan, Kuasa Hukum Ungkap Sederet Kejanggalan

Mengawal Sidang Praperadilan Pegi Setiawan, Kuasa Hukum Ungkap Sederet Kejanggalan

Regional
Magelang Terapkan Lima Hari Sekolah mulai 22 Juli 2024, Berlaku untuk TK, SD, dan SMP

Magelang Terapkan Lima Hari Sekolah mulai 22 Juli 2024, Berlaku untuk TK, SD, dan SMP

Regional
Kepala LKPP Apresiasi Kinerja Mbak Ita yang Kedepankan Produk Lokal dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Kepala LKPP Apresiasi Kinerja Mbak Ita yang Kedepankan Produk Lokal dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com