Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andalkan Pupuk Kandang, Produktivitas Petani di Kabupaten Semarang Meningkat

Kompas.com - 03/07/2024, 14:34 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Produktivitas hasil pertanian yang menggunakan pupuk kandang lebih baik dibanding daripada saat padi dipupuk kimia. Hal ini seperti yang terjadi di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengatakan, 1 hektar lahan dengan pupuk kimia 525 kg akan menghasilkan 7 ton padi. Hasil berbeda jika menggunakan pupuk kandang. 

"Sementara kalau menggunakan pupuk kandang yang telah difermentasi ini, hasilnya bisa 9,6 ton," ujarnya di persawahan Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Penggarap Kian Langka, Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Semarang Menganggur

Ngesti mengungkapkan Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang terus melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik.

"Di lahan Candirejo ini ada juga yang dipupuk semi-organik, satu hektare hanya menggunakan pupuk kimia 250 kilo," ujarnya.

"Penggantian pupuk kimia ke pupuk kandang atau organik, membantu menjadikan tanah semakin subur. Jangka panjangnya, meringankan beban pengeluaran petani, carinya lebih mudah dibanding saat kesulitan membeli pupuk kimia," kata Ngesti.

Dikatakan Ngesti, jika terus menggunakan pupuk kandang maka pendapatan petani juga akan naik. Dalam satu kali panen per hektar, diperkirakan pendapatan mencapai Rp 46 juta.

"Modal Rp 6 juta dengan hasil 9,6 ton, harga gabah Rp 6.500. Kalau ini bisa stabil maka kesejahteraan dan ekonomi bergerak ke arah yang bagus," paparnya.

Meski begitu, lanjut Ngesti, ada sejumlah tantangan mengembangkan pertanian di Kabupaten Semarang yakni masalah irigasi.

"Ada 2.400 hektare sawah tadah hujan, sehingga dalam setahun hanya bisa panen satu kali. Karena itu harus memanfaatkan teknologi untuk penyesuaian sehingga setahun panen dua kali," ujarnya.

Di Kecamatan Pabelan dan Suruh ada 14 kelompok tani menggunakan tenaga surya untuk irigasi.

"Ini akan dikembangkan juga di wilayah lain yang kesulitan air, satu alat bisa mengairi 10 hektare," kata Ngesti.

Ngesti mengungkapkan, peningkatan produktivitas tersebut menjadikan Kabupaten Semarang surplus padi hingga 60.000 ton.

"Ini sesuai target, jadi untuk ketahanan pangan aman. Kalau semakin banyak yang menggunakan pupuk kandang yang difermentasi ini, maka bisa jadi bertambah banyak," ungkapnya.

Sementara Ketua Gapoktan Mandiri Desa Candirejo, Ismail Saleh mengatakan, petani memiliki tugas mengembalikan kesuburan tanah setelah lama menggunakan pupuk kimia.

"Tanah yang terkontaminasi pupuk kimia, semakin lama malah rusak. Padahal subsidi pupuk dikurangi, tanah rusak sehinggal hasil padi tak maksimal dan akibatnya ada impor beras," ujarnya.

Baca juga: Dorong Regenerasi Petani, Pemkab Bandung Gulirkan Program Beasiswa dengan Perguruan Tinggi

Di Candirejo, lanjutnya, dari total 120 hektar lahan yang digarap sekira 200 petani, 10 hektar di antaranya telah menggunakan full pupuk organik. Lalu 30 hektar kombinasi organik dan pupuk kimia.

"Kita akan terus berupaya mengubah kebiasaan menggunakan pupuk kimia ini, memang masih ada petani yang belum yakin dengan hasilnya," jelasnya.

"Padahal hasil dengan pupuk kandang ini sangat baik, produktifitasnya meningkat. Dulu yang kisaran panen 5 ton, sekarang jadi 7 ton, dulu 7 sekarang sampai 9 ton. Panen di sini setahun masih dua kali, tapi kalau irigasi diperbaiki, dalam setahun bisa tiga kali panen," ungkap Ismail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korsleting, Bus Asrama Polisi di Cilacap Terbakar Saat Parkir

Korsleting, Bus Asrama Polisi di Cilacap Terbakar Saat Parkir

Regional
Cerita Kentiyarso Selamat dari Kecelakaan Karambol, Dilindungi Sabuk Pengaman Saat Ditabrak

Cerita Kentiyarso Selamat dari Kecelakaan Karambol, Dilindungi Sabuk Pengaman Saat Ditabrak

Regional
Ibu di Banjarnegara Bunuh Bayinya, Malu karena Hasil Hubungan Gelap

Ibu di Banjarnegara Bunuh Bayinya, Malu karena Hasil Hubungan Gelap

Regional
Bupati Petahana Gandeng Kakak Wakapolri Maju Pilkada Blora

Bupati Petahana Gandeng Kakak Wakapolri Maju Pilkada Blora

Regional
Canangkan Gerakan Bedah Rumah Serentak Se-Sumut, Pj Gubernur Fatoni Yakin Akhir 2024 Bangun 5000 Lebih Rumah

Canangkan Gerakan Bedah Rumah Serentak Se-Sumut, Pj Gubernur Fatoni Yakin Akhir 2024 Bangun 5000 Lebih Rumah

Regional
Oknum Polisi di Rote Ndao Aniaya Seorang Pekerja Bengkel Saat Pesta Miras

Oknum Polisi di Rote Ndao Aniaya Seorang Pekerja Bengkel Saat Pesta Miras

Regional
Motif Pasutri di Sumbar Bakar Hidup-hidup Penagih Utang hingga Tewas

Motif Pasutri di Sumbar Bakar Hidup-hidup Penagih Utang hingga Tewas

Regional
Anggota DPRD Bandar Lampung Gadai Mobil Rental Berujung Damai

Anggota DPRD Bandar Lampung Gadai Mobil Rental Berujung Damai

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Disertai Gemuruh Malam Ini, Warga Panik

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Disertai Gemuruh Malam Ini, Warga Panik

Regional
Penumpang Membludak, Armada BRT Trans Jateng Ditambah untuk 2 Rute Ini

Penumpang Membludak, Armada BRT Trans Jateng Ditambah untuk 2 Rute Ini

Regional
Istri Bos Distro 'Anti Mahal' Diperiksa sebagai Saksi Kasus Pembunuhan

Istri Bos Distro "Anti Mahal" Diperiksa sebagai Saksi Kasus Pembunuhan

Regional
Tingkatkan Keamanan Siber, Diskominfo Pematangsiantar dan Telkom Gelar Pelatihan TI

Tingkatkan Keamanan Siber, Diskominfo Pematangsiantar dan Telkom Gelar Pelatihan TI

Regional
Tambang Emas di Gubuk Kebumen, Kades: Pemilik Ngakunya Buat Sumur untuk Perkebunan Pepaya

Tambang Emas di Gubuk Kebumen, Kades: Pemilik Ngakunya Buat Sumur untuk Perkebunan Pepaya

Regional
Prajurit TNI Aktif Nyalon Bakal Cawabup Magelang, Daftar Lewat Gerindra

Prajurit TNI Aktif Nyalon Bakal Cawabup Magelang, Daftar Lewat Gerindra

Regional
Demokrat Akan Laporkan KPU Kota Serang Buntut Hilangnya 20 Dokumen C Hasil

Demokrat Akan Laporkan KPU Kota Serang Buntut Hilangnya 20 Dokumen C Hasil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com