PADANG, KOMPAS.com - Motif pasangan suami istri (Pasutri) di Limapuluh Kota, Sumatera Barat membunuh penagih utang diduga karena sakit hati.
RN dan YE mengaku tidak terima dikata-katai penagih utang dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Limapuluh Kota, FRA (42).
"Dari pengakuan tersangka, mereka sakit hati tidak terima dikata-katai oleh korban sehingga bunuh korban," kata Kapolres Limapuluh Kota AKBP Ricardo Condrat Yusuf yang dihubungi Kompas.com, Jumat (5/7/2024).
Baca juga: Penagih Utang di Sumbar Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Diduga Dibakar Hidup-hidup
Korban datang ke rumah tersangka dengan tujuan menagih utang sekitar Rp 10 juta, namun pelaku belum sanggup melunasinya.
Ricardo menyebutkan, karena sakit hati tersangka memukul korban dengan gagang cangkul lalu menginjak leher korban.
Baca juga: Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Distro Anti Mahal Jadi Saksi Mahkota
Setelah itu korban diduga tidak sadarkan diri lalu dibungkus dengan karung oleh pelaku.
"Tersangka kemudian membawa korban ke tempat pembuangan sampah yang berjarak sekitar 30 meter dari rumahnya," jelas Ricardo.
Sesampai di situ, tersangka membakar korban dengan ban, dedaunan, dan sampah. Tulang belulang korban kemudian dikubur di tempat itu.
Sebelumnya diberitakan, seorang wanita yang berprofesi sebagai penagih utang program Mekaar PT PNM Limapuluh Kota ditemukan tewas dengan kondisi tinggal tulang belulang, Rabu (3/7/2024).
Wanita berinisial FRA (42) itu ditemukan tewas di sebuah lokasi pembuangan sampah di Guguak, Limapuluh Kota.
"Benar ada penemuan mayat wanita yang diduga korban pembunuhan," kata Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Ricardo Condrat Yusuf yang dihubungi Kompas.com, Jumat (5/7/2024).
Menurut Ricardo, sebelum ditemukan tewas, korban dilaporkan hilang pada 26 Juni 2024 oleh suaminya.
Suami korban tidak mengetahui keberadaan istrinya karena saat FRA pergi dirinya tertidur.
Menurut Ricardo, kasus terungkap setelah tersangka meminta seorang teknisi CCTV menghapus rekaman CCTV di rumahnya.
Ternyata dalam rekaman itu terlihat ada korban yang datang ke rumah tersangka.
"Lalu teknisi ini melaporkan kejadian itu ke keluarga korban dan akhirnya keluarga korban lapor ke polisi," jelas Ricardo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.