JAMBI,KOMPAS.com - Yudi Saprianto (43) tak pernah menyangka keponakannya, Sagil Muhammad Rizky, akan tumbuh tinggi dan besar.
Saat ini, Sagil bertinggi lebih dari 2 meter dengan berat 95,7 kilogram dan ukuran kaki 52. Padahal, dia baru duduk di kelas 6 sekolah dasar dan usianya 12 tahun.
Baca juga: Kisah Tragis Vina Cirebon dan Kebrutalan Geng Motor Rekayasa Kematian
Hasil pemeriksaan dokter, Sagil tidak mengidap penyakit tertentu dan kemungkinan akan terus bertambah tinggi sampai 2,2 meter.
Baca juga: Video Viral, Modus Pengendara Motor Pura-pura Diserempet
"Alhamdulillah, hasil pemeriksaan dokter, Sagil tidak mengalami sakit. Ini pemberian dari Allah," kata Yudi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (11/5/2024).
Ia mengatakan, dari rekam jejak keluarga Sagil, tidak ada yang memiliki tinggi badan melebihi ukuran normal orang Desa Belui, Kecataman Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Asupan makanan juga normal, tidak ada yang berbeda.
Namun, "keajaiban" datang ketika Sagil duduk di kelas 2 SD. Tubuhnya tumbuh dengan cepat. Saat itu usia Sagil baru 9 tahun.
Tubuh tinggi dari pasangan Sabaruddin dan Susi Herlina yang beda dari anak seusianya, membuatnya Sagil sering dirundung oleh teman-temannya. Sagil sempat muram dan tak percaya diri.
Namun, perundungan tidak lama. Sebab, Sagil yang bertubuh besar bak orang dewasa, menyurutkan nyali anak-anak lain yang hendak merundungnya.
"Ya takutlah anak-anak lain mau bully Sagil. Badannya besar dan tinggi, tapi hatinya baik. Semua anak dari kelas 1 sampai 6 itu mau berteman dengan Sagil," kata Yudi.
Sebagai paman, Yudi merasa kasihan dengan orangtua Sagil yang harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk keperluan Sagil.
Orangtua Sagil harus menjahitkan baju seragam karena ukuran tubuh Sagil yang sulit dicari.
Untuk baju seragam sekolah saja, orangtua Sagil yang kini bekerja serabutan, harus merogoh kocek Rp 450.000.
Belum lagi dengan sepatu Sagil yang ukuran kakinya mencapai 52. Keluarga harus mencari secara online dengan harga di atas Rp 300.000.
"Kini terpaksa pakai ukuran 50. Jadi kaki Sagil itu nekuk. Jadi sudah robek-robek sepatunya. Kalau mau beli ke luar negeri tentu mahal, bisa jutaan, orangtuanya tak mampu," kata Yudi.
Biaya ini belum termasuk pakaian sehari-hari -hari Sagil.
"Mohon untuk bantuannya karna orangtua Sagil dengan kerjaan serabutan untuk membeli fasilitasnya, sangat sulit dikarenakan keterbatasan ekonomi," kata Yudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.