Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Temuan Tulang Manusia Terkubur di Lahan Bekas Rumoh Geudong Aceh

Kompas.com - 02/04/2024, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Komnas HAM berjanji segera berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung selaku penyidik kasus pelanggaran HAM Rumoh Geudong di Aceh untuk bisa melakukan uji forensik dan tes DNA atas temuan tulang manusia yang terkubur di sana.

Dengan begitu identitas yang diduga korban extra judicial killing atau pembunuhan di luar proses hukum semasa status Daerah Operasi Militer berlaku di Aceh bisa terungkap dan diserahkan kepada keluarga korban.

Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, mengaku belum mengetahui informasi temuan tulang manusia tersebut, sehingga belum bisa memutuskan langkah selanjutnya.

"Saya baru termonitor dan baru dengar hari ini," kata Ketut Sumedana kepada BBC News Indonesia, Kamis (28/03).

Baca juga: Memorial Living Park Rumah Geudong Aceh Dibangun, Begini Konsepnya

Adapun sejumlah kelompok masyarakat sipil meminta agar pembangunan monumen di atas lahan Rumoh Geudong dihentikan sementara, sebab pengerjaan proyek ini berpotensi merusak barang bukti kejahatan.

BBC News Indonesia sudah berulang kali menghubungi dan melayangkan pesan singkat kepada Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, tapi tak ada tanggapan.

Lalu bagaimana kronologi penemuan tulang manusia di sana dan siapa identitasnya?

Penemuan tulang manusia

Tokoh yang disegani di Desa Bili Aron, Teungku Faisal (kopiah putih) bersama warga berdoa di dekat monumen Rumoh Geudong, pada Selasa, 26 Maret 2024.FIRDAUS YUSUF/BBC NEWS INDONESIA Tokoh yang disegani di Desa Bili Aron, Teungku Faisal (kopiah putih) bersama warga berdoa di dekat monumen Rumoh Geudong, pada Selasa, 26 Maret 2024.
Tepat bersebelahan dengan beton setengah jadi yang terpancang di lokasi pembangunan Monumen Living Park Rumoh Geudong, beberapa orang duduk di atas tanah sambil menengadahkan tangan.

Teungku Faisal Ibrahim, orang yang dituakan dan dipercaya di gampong – setingkat kelurahan atau desa – memimpin doa dan memulai prosesi fardhu kifayah terhadap tulang-tulang manusia yang ditemukan para pekerja proyek di sana, Minggu 3 Maret 2024.

Pria berusia 46 tahun ini lantas mengeluarkan satu persatu tulang belulang manusia yang dibungkus dalam karung, kemudian mengafaninya dalam satu kain. Dia lalu menguburkannya di tempat semula tulang belulang itu ditemukan.

"Jumlah tulang paha sekitar enam," ucapnya ketika ditemui pada Minggu (24/03).

Baca juga: Jokowi: Pemerintah Akan Bangun Living Park di Rumoh Geudong Aceh

"Semua tulang dikubur dalam satu liang yang kedalamannya sepinggang orang dewasa..."

"Yang mengikuti samadiyah [salawat dan doa] para pekerja proyek di sana," tambahnya.

Teungku Faisal Ibrahim diminta oleh mantan Kepala Desa Bili Aron, Kecamatan Tiga, Fakhrurazi untuk memimpin ritual ini.

Fakhrurazi mengatakan, sudah menjadi kewajibannya sebagai perwakilan gampong mengubur tulang-tulang itu secara layak.

Sumber BBC News Indonesia yang tak mau identitasnya diungkap, memaparkan bahwa tulang belulang manusia itu ditemukan oleh para pekerja yang sedang menggali bekas kolam selokan di sebelah kiri tangga sisa-sisa Rumoh Geudong guna pembangunan monumen Living Park Rumoh Geudong.

Kejadiannya antara akhir Oktober hingga November 2023. Lalu di lain hari, mereka kembali mendapatkan benda serupa.

"Jadi ditemukannya bertahap oleh para pekerja," imbuhnya.

Baca juga: Rumoh Geudong Dihancurkan, Jokowi Ingin Ingatan Soal Pelanggaran HAM Aceh Dilihat dari Perspektif Positif

Tulang belulang manusia itu lantas disimpan dalam gudang selama berbulan-bulan.

Karena dibiarkan teronggok, sambungnya, para pekerja mengaku kerap dihantui makhluk gaib dan sering terjadi kecelakaan kerja.

"Ada pekerja yang tangannya putus," ujarnya.

Penemuan tulang manusia dan insiden yang terjadi setelahnya pun dipercaya saling berkait. Itu mengapa ritual fardhu kifayah dilangsungkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

Regional
Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com