Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Temuan Tulang Manusia Terkubur di Lahan Bekas Rumoh Geudong Aceh

Kompas.com - 02/04/2024, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

 

Siapa identitas dari tulang manusia itu?

Direktur Pengembangan Aktivitas Sosial Ekonomi Aceh (Paska), Farida Haryani, meyakini tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek itu adalah sisa-sisa dari jenazah korban extra judicial killing atau pembunuhan di luar proses hukum semasa DOM berlaku di Tanah Rencong.

Kala itu Rumoh Geudong merupakan tempat yang dijadikan TNI untuk menginterogasi orang-orang yang diduga anggota atau simpatisan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Tak hanya menginterogasi, laporan Komnas HAM juga menyebutkan rumah adat Aceh tersebut juga dipakai untuk menyiksa, mengurung, bahkan menyimpan mayat dari orang-orang yang dieksekusi karena dituduh terlibat GAM.

Temuan Komnas HAM menyebutkan, selama penetapan status DOM diperkirakan ada 40-118 orang anggota GAM ikut ditangkap dan disekap di Rumoh Geudong.

Baca juga: Dalam Perjalanan ke Rumoh Geudong, Jokowi Bagi-bagi Kaus ke Warga

Rosmiati, seorang warga Aceh yang kehilangan suaminya kala konflik memanas di tahun 1998, tersentak begitu mengetahui kabar tentang temuan rangka manusia di tanah bekas Rumah Geudong.

Di hati kecilnya muncul semacam firasat bahwa ada tulang suaminya di situ.

"Firasat saya mengatakan ada tulang suami saya ditemukan baru-baru ini di Rumah Geudong. Mungkin itu bagian dari tulang-tulang suami saya yang dulu ditemukan tahun 1998," ujarnya.

"Saya harap pemerintah tidak menutup-nutupi [penemuan] tulang-tulang ini."

Perempuan 58 tahun ini lantas menceritakan peristiwa mengerikan yang menimpa sang suami, Yabuni Idris, pada malam jahanam 12 April 1998.

Saat itu ia, suaminya, dan ketiga anaknya berada di rumah orangtuanya yang jaraknya sekitar 200 meter dari tempat tinggalnya di Desa Meugit, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie.

Baca juga: 133 Korban Pelanggaran HAM Berat di Rumoh Geudong Telah Didata

Undakan anak tangga Rumoh Geudong, bagian yang tersisa dari bangunan Rumoh Geudong Desa Bili Aron, Kecamatan Geulumpang tiga, Kabupaten pidie, Jelang kedatangan Presiden Joko Widodo.KOMPAS.COM/DASPRIANI Y. ZAMZAMI Undakan anak tangga Rumoh Geudong, bagian yang tersisa dari bangunan Rumoh Geudong Desa Bili Aron, Kecamatan Geulumpang tiga, Kabupaten pidie, Jelang kedatangan Presiden Joko Widodo.
Di rumah itu, mereka sedang mempersiapkan acara kenduri yang bakal digelar keesokan hari.

Tapi kira-kira pukul 23.00 WIB sebuah mobil Daihatsu Taft Rocky berhenti di muka rumahnya. Dua orang pria turun dari mobil.

Mereka lantas dituntun T. Sulaiman yang menjabat kepala desa, masuk ke pekarangan rumah Yabuni.

Beberapa kali mengetuk pintu, rupanya tak ada jawaban. Mereka pun pergi, menyusul ke rumah orang tua Rosmiati.

Tak berapa lama, kata Rosmiati, suaminya Yabuni mendengar ketukan dari luar pintu rumah disusul suara kepala desa.

Suaminya lantas menyibakkan gorden rumah mertuanya itu dan melihat mobil berwarna putih terparkir di sana.

"Tiba-tiba suami saya bergegas meninggalkan rumah lewat pintu belakang," katanya mengenang kejadian itu.

Baca juga: Lembaga Pemerintah dan Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Rumoh Geudong Diratakan

"Warga desa selalu ketakutan setiap kali melihat mobil Taft putih lalu lalang di desa. Sebab siapa saja warga desa yang dimasukkan ke mobil, rata-rata tak kembali lagi ke rumah."

"Sebelumnya, suami saya pernah dapat kabar dari seseorang kalau ada orang yang mencarinya."

Ketika ayah Rosmiati, M. Amin membuka pintu, sang menantu sudah menghilang.

Rosmiati mengaku masih ingat betul ada dua pria berdiri di depan pintu rumah orangtuanya malam itu: seorang tentara yang disebut-sebut dari kesatuan Kopassus bernama Ganda dan seorang Tenaga Pembantu Operasi (TPO) Rumoh Geudong bernama Ismail alias Raja.

"Ganda berambut panjang. Tapi malam itu ada satu TPO lagi di dalam mobil, namanya Afan Didoh. Dia tidak turun dari mobil," ceritanya.

Suami Rosmiati bekerja sebagai tenaga tata usaha di SMP Negeri Kembang Tanjong. Tapi selain itu, Yabuni juga punya usaha kedai kopi di Desa Meugit.

Baca juga: Rumoh Geudong, Tempat yang Dipilih Jokowi untuk Mulai Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Patroli pasukan Marinir Indonesia di sebuah desa di Lhok Seumawe, 21 Mei 2003.AFP/CHOO YOUN-KONG via BBC Indonesia Patroli pasukan Marinir Indonesia di sebuah desa di Lhok Seumawe, 21 Mei 2003.
Suatu kali, Yabuni berkelahi dengan seorang pelanggan di kedainya.

Seorang pengunjung lain bernama Alibasyah Yakob mencoba melerai perkelahian tersebut. Namun sial, warga Desa Bale Ujong Rimba ini malah kena pukul.

Belakangan diketahui Alibasyah bekerja sebagai Tenaga Pembantu Operasi (TPO) di Rumoh Geudong.

"Alibasyah mungkin menyimpan dendam pada suami saya sehingga dia memfitnah suami saya," ucap Rosmiati.

Malam ketika Yabuni sedang diburu, Alibasyah menyambangi Desa Meugit bersama rombongan Ganda, Ismail alias Raja, dan Afan Didoh.

Tapi begitu tahu Yabuni kabur, Ganda dan Ismail mengamuk. Mereka lalu memukuli Rosmiati beserta ayahnya, M. Amin.

Baca juga: Komnas Perempuan: Penghancuran Rumoh Geudong Kejahatan terhadap Upaya Mengungkap Kebenaran

Rosmiati dan ayahnya kemudian disuruh mencari Yabuni di belakang rumah.

"Mereka juga kembali ke rumah saya untuk mencari suami saya. Rumah saya digeledah dan mereka acak-acak."

Satu jam berlalu, Yabuni tak kunjung ditemukan. Akibatnya Rosmiati dan ayahnya dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke Rumoh Geudong.

Sebelum digelandang ke dalam mobil, Rosmiati sempat melepaskan cincin dan kalung emas seberat 15 mayam atau 49,95 gram. Perhiasan itu disimpan di dalam lemari rumah orangtuanya.

Usai memboyong Rosmiati dan M. Amin ke Rumoh Geudong, mobil berwarna putih tersebut kembali ke Desa Meugit.

Diceritakan bahwa tentara dan Tenaga Pembantu Operasi (TPO) Rumoh Geudong mengumpulkan warga desa dan meminta mereka mencari Yabuni.

Baca juga: Rumoh Geudong Dirusak, Komnas HAM: Pemerintah Tak Sensitif terhadap Kasus HAM Berat

Suasana pembersihan di lahan Rumoh Geudong di Desa Bili Aron, Kecamatan Geulumpang Tiga, Kabupaten Pidie, jelang kedatangan Presiden Joko Widodo, Selasa (27/6/2023). KOMPAS.COM/DASPRIANI Y. ZAMZAMI Suasana pembersihan di lahan Rumoh Geudong di Desa Bili Aron, Kecamatan Geulumpang Tiga, Kabupaten Pidie, jelang kedatangan Presiden Joko Widodo, Selasa (27/6/2023).
Kira-kira pukul 04.00 WIB Yabuni masih belum ditemukan.

Empat pria yang tercatat sebagai warga desa Meugit dan memiliki ikatan kekerabatan dengan Yabuni ikut digelandang ke Rumoh Geudong.

Selama Rosmiati dan ayahnya disekap di Rumoh Geudong, ketiga anaknya tidak diizinkan tinggal di rumah bersama neneknya. Mereka dipaksa tinggal di rumah Kepala Desa Meugit, T. Sulaiman.

Anak sulung Rosmiati yang kini berusia 34 tahun, Tajuddin, masih ingat kala tentara dan TPO Rumoh Geudong tiga kali menemuinya di rumah kepala desa.

Kata mereka: "kalau ayahmu tidak ketemu, kalian bertiga akan kami habisi," kata Tajuddin yang waktu itu berusia delapan tahun menirukan ucapan salah seorang dari mereka.

Di Rumoh Geudong, Rosmiati disekap di ruang bawah atau disebut geudong. Ayahnya dikurung di serambi tengah – bagian atas rumah.

Baca juga: Soal Perusakan Rumoh Geudong, Ombudsman: Kami Akan Sidak

Ruang bawah atau geudong itu berlantai semen dan biasa menjadi tempat menginterogasi, menyiksa, dan menyimpan mayat orang-orang yang disiksa untuk sementara waktu.

Di situ juga ada dapur. Adapun orang-orang yang ditahan secara paksa ditempatkan di bilik-bilik yang terbuat dari papan dan bambu.

Tahanan yang akan diinterogasi dan disiksa biasanya dipanggil ke ruang bawah atau geudong.

"Tentara bertanya pada saya tentang keberadaan suami saya. Mereka juga tanya keponakan suami saya di Malaysia."

"Wajah saya ditampar-tampar sampai mati rasa dan kebas," kata Rosmiati.

Mendengar sang istri dan bapak mertuanya disekap di Rumoh Geudong, Yabuni terpaksa menyerahkan diri ke Pos Satuan Taktis dan Strategis (Pos Sattis) Pinto Sa Tiro.

Jarak antara Pos Sattis Sa Tiro dengan Rumoh Geudong kira-kira 17 kilometer.

Tahu suaminya menyerahkan diri ke pos satuan di luar wilayah operasi mereka, anggota Kopassus di Rumoh Geudong murka. Mereka pun meminta kepala desa setempat untuk memboyong sang suami ke sini.

Baca juga: Mahfud Tegaskan Rumoh Geudong Tidak Dibongkar

Apa yang terjadi pada Yabuni?

Rumoh Geudong dibakar masa pada 1998.AMNESTY INTERNATIONAL via BBC Indonesia Rumoh Geudong dibakar masa pada 1998.
Rumoh Geudong digunakan sebagai pos militer sejak tahun 1990.

Di dalamnya ada bilik-bilik tahanan yang dinamai dengan nama binatang seperti babi, anjing, monyet, kerbau dan lembu.

Tahanan yang dipanggil – menurut buku berjudul Rumah Geudong Tanda Luka Orang Aceh yang ditulis Dyah Rahmany – harus menjawab dengan suara hewan yang tertulis di bilik tersebut.

Pos Sattis Rumoh Geudong disebutkan membawahi sedikitnya lima kecamatan di Pidie, di antaranya: Kecamatan Glumpang Tiga, Mutiara, Peukan Baro, Simpang Tiga, dan Kembang Tanjong.

Di Pos Sattis, personel Kopassus dilaporkan dibantu warga sipil yang disebut sebagai Tenaga Pembantu Operasi (TPO) atau anak panah. Kalau warga Aceh memanggil mereka dengan sebutan cuak.

Baca juga: Kemenko Polhukam Bantah Rumoh Geudong di Aceh Dibongkar, tapi...

Setibanya Yabuni di rumah itu, istri dan bapak mertuanya dibebaskan setelah disekap selama dua hari.

Kepada sang istri, dia menitipkan sebuah cincin. Sesampainya di rumah, Rosmiati menyadari kalau perhiasannya raib.

"Saya tak tahu siapa yang mencuri cincin dan kalung emas saya. Tapi saya mendapati sepeda motor suami saya dibawa ke Rumoh Geudong."

"Saat di Rumoh Geudong, saya juga lihat Ismail alias Raja pakai baju dan jaket suami saya."

Selama tiga hari, Yabuni dikurung di Rumoh Geudong. Esoknya, Rosmiati ditemani beberapa kerabatnya pergi ke sana dengan membawa pakaian sang suami.

Tapi pengakuan Ismail padanya, Yabuni sudah tidak ada di Rumoh Geudong.

"Suami saya katanya sudah dibawa ke Korem Lilawangsa," tutur Rosmiati.

Baca juga: Rumoh Geudong Dihancurkan Jelang Kedatangan Jokowi, Keseriusan Negara Jadi Tanda Tanya

Ia yang percaya pada perkataan Ismail bergegas ke Korem 011/Lilawangsa di Kota Lhokseumawe. Tapi sebelumnya dia terlebih dahulu mengambil sepeda motor suaminya.

Namun di Korem Lilawangsa, tentara yang berjaga berkata pada Rosmiati bahwa suaminya tak berada di sana.

Sejak hari itu, jejak Yabuni lenyap. Rosmiati tak pernah bertemu lagi dengan suaminya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

Regional
Rebut Markas OPM di Hutan Maybrat, TNI Amankan Kotak Amunisi dan Puluhan Anak Panah

Rebut Markas OPM di Hutan Maybrat, TNI Amankan Kotak Amunisi dan Puluhan Anak Panah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Regional
Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Regional
Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com