KOMPAS.com - Pedagang Pasar Apung 3 Mardika mengaku kecewa sudah bayar Rp 30 juta ke oknum pengelola untuk bisa berjualan pisang malah kini dibongkar.
Pembongkaran Pasar Apung 3 pada Rabu (22/5/2024) pagi menyisakan keluhan para pedagang pisang dan umbi-umbian.
Pasalnya mereka telah membeli meja atau lapak untuk berjualan seharga Rp 15 juta per meja.
Beberapa pedagang yang ditemui saat menata ulang jualan mereka mengaku rata-rata membayar dua hingga tiga meja agar bisa menampung pisang juga ubi yang dijual.
Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang
Meliya (38) mengaku membayar Rp 30 juta kontan kepada seorang pria yang disebut sebagai pengelola Pasar Apung 3.
"Katong bayar kontan buat dia (pengelola pasar) 2021. Sekarang sudah dibongkar dia seng (tidak) tau di mana. Seng ada," keluh Meliya.
Sebagai bukti, dia menunjukkan foto saat dirinya melakukan transaksi pembayaran dengan orang yang disebut pengelola Pasar Apung 3.
Dalam foto tersebut Meilan membayar dengan uang pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000. Transaksi dilakukan pada Desember 2021.
Tak hanya Meliya, pedagang lain pun membayar dengan nomonal yang sama.
Samrul bahkan membayar Rp 45 juta untuk dua meja dan satu gudang penyimpanan pisang.
Dia berutang di bank untuk bisa membeli lapak jualan. Sayangnya, belum balik modal, lapaknya sudah dibongkar.
Baca juga: Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung
"Belum balik modal. Orang yang pengelola seng tau di mana," ujarnya.
Dia dan pedagang lain sudah mengontak si pengelola. Sayang, hingga hari pembongkaran tidak ada kejelasan.
Meilan dan Samrul mengakui pengelola itu merupakan pihak ketiga alias preman. Pasalnya dia sempat mengancam pedagang yang tidak mau membeli meja dilarang berjualan di sekitar pasar.
Ini bulan kali pertama pembongkaran. Pedagang mencatat sudah dua kali pembongkaran.