Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan selama tahun 2019 ini juga melanda lokasi Kebun Raya Sriwijaya yang berlokasi di Desa Bakung Kemamatan Indralaya Utara Ogan Ilir.
Karhutla di Kebun Raya Sriwijaya terjadi selama seminggu.
Dari 100 hektar luas lahan kebun raya yang diperuntukkan untuk konvervasi dan budi daya berbagai jenis tanaman asli Sumsel yang mulai langka itu, sedikitnya 20 hektar musnah hangus terbakar.
Kepala UPTD Kebun Raya Sriwijaya Zulkarnain yang diwawancarai saat terjadi kebakaran di lokasi Kebun Raya Sriwijaya beberapa waktu lalu mengatakan, sedikitnya 20 hektar luas lahan Kebun Raya Sriwijaya yang hangus terbakar selama kejadian satu minggu itu.
Dari 20 hektar itu jelas Zulkarnain, sedikitnya 20.000 batang tanaman jenis tembesu, pulai, pedang labu, jelutung, merbau dan meranti yang umurnya antara 2 hingga 4 tahun ludes terbakar.
Baca juga: Kebakaran di Kebun Raya Sriwijaya, 10 Hektar Tanaman Langka Hangus
Kabut asap yang berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir masuk ke Kota Palembang hingga membuat 500 sekolah di kota tersebut diliburkan karena level udaranya sudah dalam taraf membahayakan.
Sejumlah warga Kota Palembang banyak yang terkena ISPA karena menghisap asap sisa dari kebakaran lahan tersebut.
Baca juga: Gara-gara Kualitas Udara Buruk, 2.188 Balita di Sumsel Terkena ISPA
Sejumlah penerbangan bahkan harus dibatalkan karena jarak pandang yang sangat terbatas.
Pada 23 September 2019, sebanyak 14 jadwal penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB ) II Palembang, Sumatera Selatan, mengalami penundaan (delay).
Penundaan itu karena bandara tertutup kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
General Manajer AirNav Palembang Ari Subandrio mengatakan, dari 14 penerbangan yang mengalami delay tersebut, enam merupakan jadwal penerbangan yang berangkat. Sementara, delapan penerbangan merupakan jadwal kedatangan.
Dampak dari kabut asap kebakaran hutan dan tersebut membuat jarak pandang menjadi berkurang, sehingga para maskapai memutuskan untuk menunda penerbangan.
"Dampak asap, jarak pandang pilot berkurang. Baik take off maupun landing ditunda demi menjaga keselamatan penerbangan," kata Subandrio.
Baca juga: Tertutup Kabut Asap, 14 Penerbangan di Bandara SMB II Palembang Ditunda
Kemudian pada 24 Oktober 2019, Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang mencatat, jarak pandang sempat menurun drastis akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera Selatan.
Pada pukul 04.00-06.00 WIB, jarak pandang hanya mencapai 700-900 meter karena tertutup kabut asap.
Akibatnya, delapan penerbangan di Bandara SMB II harus tertunda karena jarak pandang yang menurun.
Baca juga: Jarak Pandang Hanya 700 Meter, 8 Penerbangan di Palembang Tertunda
Selain itu rata-rata lokasinya sulit dicapai menggunakan kendaraan roda empat. Untuk mencapai lokasi titik api, tak jarang petugas pemadam harus berjalan kaki sejauh puluhan kilometer atau menggunakan sepeda motor khusus jalan tanah.