Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Catatan Karhutla Sumsel 2019: Kebun Raya dan Tanaman Langka Ikut Terbakar hingga Penemuan Harta Karun Sriwijaya

Kompas.com - 20/12/2019, 07:30 WIB
Amriza Nursatria,
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Tahun 2019 menjadi tahun yang kelam bagi warga Sumatera Selatan (Sumsel), khususnya warga ibu kota provinsi Sumsel di Palembang, akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dampak karhutla, selain membakar berhektar-hektar lahan dan kebun warga atau pun milik perusahaan, juga menimbulkan kabut asap yang berdampak buruk bagi kesehatan warga hingga aktivitas warga. 

Dampak kabut asap bahkan sampai membuat sejumlah jadwal penerbangan dibatalkan. 

Entah apa yang dipikirkan oleh para pembakar lahan, namun nyatanya, dampaknya sangat hebat. 

Bahkan tim pemadam pun kewalahan, hingga mereka pun turut bertaruh nyawa saat menjalankan tugasnya. 

Berikut lima fakta mengenai dampak karhutla Sumsel yang dirangkum oleh tim Kompas.com, sebagai catatan akhir tahun 2019. 

Baca juga: Lahan Gambut di OKI Masih Terbakar meski Diguyur Hujan 1,5 Jam

1. Karhutla "membakar" Sumsel

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan per November 2019, sebanyak 14 dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sumsel mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Total luas hutan dan lahan yang terbakar di Provinsi Sumatera Selatan dari Januari-November 2019 mencapai 428.356 hektar.

Dari total jumlah tersebut hutan produksi tercatat yang paling luas mengalami kebakaran hutan atau mencapai 125.178 hektar (29,28 persen).

Diikuti hutan margasatwa 49.419 hektar (11,56 persen)¸ hutan produksi konversi 17.054 persen, taman nasional 14,037 persen, hutan produksi terbatas 10,744 hektar (2,51 persen) dan hutan lindung 3.114 hektar (073 persen).

Sedangkan titik panas atau Hot Spot selama tahun 2019 di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 3.434 titik dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai 2.611 titik panas.

2. Karhutla terparah di Kabupaten OKI

Helikopter MI-17 milik BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan dari udara  (water bombing) di Desa Lebak Deling, Pangkalan Lampam, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Kamis (3/8/2017). Lahan gambut seluas 30 hektare di lokasi tersebut terbakar sejak Rabu (2/8) dan baru dapat dipadamkan Kamis (3/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww/17.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Helikopter MI-17 milik BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan dari udara (water bombing) di Desa Lebak Deling, Pangkalan Lampam, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Kamis (3/8/2017). Lahan gambut seluas 30 hektare di lokasi tersebut terbakar sejak Rabu (2/8) dan baru dapat dipadamkan Kamis (3/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww/17.
Kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir terhitung paling paling parah untuk seluruh wilayah di Sumatera Selatan.

Dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan Sumsel luas lahan yang terbakar di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai 233.546 hektar (54,52 persen). Sedangkan titik panas atau hot spot selama tahun 2010 mencapai 2.611 titik panas.

Dikuti oleh Kabupaten Banyuasin seluas 67.277 (15,71 persen) dan Kabupaten Musi Banyuasin 60.561 hektar (14,14 persen).

Kabupaten lain yang terhitung cukup luas terjadi kebakaran hutan dan lahan selain 3 besar di atas adalah Musirawas Utara 14.359 hektar (3,35 persen), Ogan Ilir 13,730 hektar (3,21 persen, Ogan Komering Ulu Timur 12.035 hektar (2,81 persen) dan Kabupaten Musi Rawas 11.021 hektar (2,57 hektar), sedang sisanya atau 7 kabupatan/kota lain dibawah 10 hektar.

Kebakaran lahan dan Kabupaten Ogan Komering Ilir tersebar di beberapa kecamatan.

Kecamatan yang paling parah dan sulit dilakukan pemadaman di antaranya Kecamatan Tulung Selapan, Kecamatan Cengal, Pampangan, Pedamaran Timur dan Air Sugihan.

Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut pihak BPBD Sumsel harus mengerahkan helikopter water bombing yang biayanya tidak murah.

Baca juga: Para Tersangka Karhutla Sumsel Dibawa ke Pengadilan Tanpa Penangguhan dan SP3

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com