Meski telah menyandang nama kawasan industri dan pembangunannya disaksikan dua kepala negara bukan berarti investor langsung berdatangan.
Dalam perbincangan dengan media, Hamid yang kini menjabat sebagai Managing Director PT IMIP bercerita, pada 5 tahun pertama hanya BDM dan Tsingshan yang berinvestasi di IMIP.
“Setelah tahun kelima investor mulai berdatangan. Kami sekarang minoritas. Sekarang ada 54 pabrik di sini. Mereka adalah tenant-tenant IMIP. Kami sekarang fokus melayani mereka mulai dari persiapan investasi, produksi, hingga ekspor,” cerita Hamid.
Kini, IMIP memiliki tiga klaster industri yaitu klaster stainless steel, klaster carbon steel, dan klaster komponen baterai. Perusahaan-perusahaan di sana beroperasi dalam sistem produksi yang terintegrasi dalam kawasan.
Tempat penambangan biji nikel terletak sekitar 30 kilometer dari IMIP. Biji nikel mentah itu kemudian dimurnikan oleh smelter yang terletak dalam kawasan. Ada dua smelter yang beroperasi di sini.
Nikel yang sudah dimurnikan menjadi bahan baku produksi sejumlah komoditas berbasis nikel yang juga diproduksi di sana.
PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel yang memproduksi stainless steel, misalnya, mengambil nikel yang sudah dimurnikan dari PT SMI yang pabriknya berada di sebelahnya, hanya terpisah jalan selebar sekitar 20 meter.
Untuk ekspor, mereka bisa langsung mengirim barang melalui pelabuhan bongkar muat yang juga ada di dalam kawasan.
“Ini membuat cost produksi menjadi murah karena memotong biaya logistik yang amat besar. Saya bisa katakan, IMIP adalah kawasan produksi logam berbasis nikel yang paling murah di dunia karena proses produksinya sangat efisien, semuanya terintegrasi di sini,” ujar Hamid.
IMIP memproduksi sejumlah turunan nikel seperti nickel pig iron, stainless steel slab, steel HRC, stainless stell HAPL, carbon steel, nickel mate, electrolytic alumunium, sulfur acid, dan masih banyak lagi.
Di kawasan itu juga beroperasi PT Huayue Nickel Cobalt yang memproduksi nikel kobalt hidroksida. Dengan produksi 60.000 ton logam nikel per tahun, PT Huayue menjadi proyek hydrometalurgi biji laterit terbesar di dunia.
Baca juga: Vale Targetkan Produksi Nikel Mencapai 70.800 Ton pada 2024
Menurut Hamid, IMIP juga tengah mengembangkan pabrik-pabrik pendukung dari klaster kendaraan listrik. Mulai dari litium, pengolahan bahan baku baterai, sampai pada atau daur ulang baterai yang akan menunjang ekosistem dari klaster tersebut.
Tahun 2022, kawasan IMIP memberi setoran pajak kepada negara mencapai sekitar Rp 10 triliun, naik menjadi Rp 17 triliun pada 2023, tumbuh berkali-kali lipat dibanding setoran pajak pada 2015 yang hanya sekitar Rp 300 miliar. Bayangkan berapa uang yang berputar di sana.