Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMIP, Keajaiban Hilirisasi Nikel di Indonesia

Kompas.com - 25/01/2024, 15:17 WIB
Heru Margianto,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di musim pemilu Indonesia belakangan ini, kata-kata hilirisasi nikel akrab di telinga kita. Industri nikel menjadi komoditas perbincangan politik para kontestan pemilu.

Mari kita lepaskan sejenak atmosfer pemilu dan melihat "keajaiban industri nikel” yang menggeliat di salah satu sudut kaki Pulau Sulawesi, di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Kecamatan Bahodopi berjarak 53 kilometer dari ibu kota Kabupaten Morowali.

Pekan lalu, Kompas.com bersama sejumlah media nasional berkesempatan mengunjungi kawasan ini.

Baca juga: Jusuf Kalla Investasi Rp 10 Triliun untuk Smelter Nikel di Luwu, Tahun Depan Sudah Beroperasi

Jauh sebelum hiruk pikuk musim kampanye tahun ini, sekitar sepuluh tahun lalu, 15 Oktober 2013, sebuah kawasan industri nikel di wilayah itu mulai dikembangkan dari semula hutan belantara menjadi kawasan industri nikel terbesar di Asia Tenggara. Namanya IMIP, Indonesia Morowali Industrial Park.

Lokasinya di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, persis di bibir Laut Banda.

Jaraknya sekitar 1.700 kilometer dari Monumen Nasional di Jakarta dihitung lurus menyeberangi lautan menggunakan Google Maps.

Jarak IMIP di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, diukur dengan garis lurus menyeberang lautan dari Monumen Nasional di Jakarta.GOOGLE MAP Jarak IMIP di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, diukur dengan garis lurus menyeberang lautan dari Monumen Nasional di Jakarta.

Hanya dalam waktu lima tahun, produksi nikel di IMIP menjadi yang terbesar di Indonesia dan menyalip perusahaan BUMN, PT International Nickel Indonesia (INCO) atau dikenal sebagai PT Vale yang semula merupakan pemain dominan di industri nikel Tanah Air.

Sebelumnya, pada 2014, menurut data Kementerian Perdagangan, kontribusi PT Vale terhadap produksi logam nikel nasional mencapai 77 persen. Namun, pada 2018, kawasan IMIP menyumbang 50 persen dari total produksi nikel di Indonesia.

IMIP adalah kawasan industri yang luasnya kini sekitar 5.000 hektar menuju 6.000 hektar, sedikit lebih luas dari kecamatan terbesar di Jakarta yaitu Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang luasnya 4.500 hektar.

Ada 54 pabrik logam terkait nikel yang mayoritas adalah investasi asing di dalam kawasan itu. Ada dari China, Jepang, dan Australia. Paling banyak dari China.

Luas IMIP hanya sekitar 20 persen luas Kecamatan Bahodopi yang sekitar 110.000 hektar. Namun, populasi di kawasan IMIP lebih dari dua kali lipat populasi kecamatan.

Baca juga: Revolusi Industri di Bahodopi, Morowali

Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Bahodopi pada 2022 adalah sekitar 50.000 jiwa.

Sementara, jumlah orang yang bekerja di kawasan IMIP saat ini mencapai sekitar 120.000 orang, gabungan antara karyawan pabrik dan kontraktor serta pemasok yang datang dan pergi.

Pekerja di kawasan IMIP sendiri sekitar 90.000 orang. Sekitar 10 persennya adalah tenaga kerja asing (TKA) asal China. Sisanya adalah tenaga kerja Indonesia, mayoritas putra daerah dari Sulawesi.

Perkembangan kawasan yang meraksasa, bahkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, hanya terjadi dalam waktu 10 tahun, dari 2013 hingga saat ini. Tak berlebihan jika menyebut geliat kawasan ini sebagai keajaiban hilirisasi nikel di Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com