Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mantan Napi Kasus Narkoba yang Mengaku Jadi Korban Penjebakan Polisi: Seolah-olah Saya yang Menemukan Sabu

Kompas.com - 10/05/2023, 12:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kewenangan polisi melancarkan teknik investigasi undercover buying atau control delivery dalam UU Narkotika telah melenceng dari misi semula, menurut lembaga HAM.

Upaya membongkar jaringan atau sindikat peredaran gelap justru kerap menjadi "ajang penjebakan" yang menyasar pengguna.

Pemantauan LSM Kontras dalam rentang 2019-2022 menemukan setidaknya 13 kasus salah tangkap narkotika oleh polisi.

Seorang mantan narapidana yang ditemui oleh BBC News Indonesia meyakini dirinya telah menjadi korban penjebakan oleh polisi pada 2021.

Baca juga: Anggota Polisi dan Istrinya Jaksa Diduga Terima Suap dari Terdakwa Kasus Narkoba di Riau

Ia ditangkap atas kepemilikan 0,20 gram sabu. Akan tetapi, ia berkata, bandar dan temannya sesama pemakai tak ikut dijebloskan ke penjara.

Ketika dikonfirmasi kepada polisi, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Mukti Juharsa menangkis adanya praktik penjebakan dalam kasus-kasus narkoba.

Boni, bukan nama sebenarnya, terkesiap ketika tiga pria tiba-tiba menyergapnya dari belakang: dua orang mengapitnya di kiri-kanan dan satu lagi tepat di hadapannya.

Malam itu, ia berjanji bertemu seorang teman bernama Ari di sebuah ruko.

Tapi belum sampai lima detik setelah menurunkan standar sepeda motor, menurut Boni, situasinya berubah jadi penggeledahan.

Boni langsung dipaksa masuk ke dalam ruko.

Baca juga: Mantan Pacar Culik Gadis di Bandung, Polisi Temukan Narkoba di Tangan Pelaku

Di dalam, tiga pria yang mengaku polisi itu memeriksa motor, barang bawaan, pakaian, dan telepon selulernya.

Mereka terus saja bertanya hal yang sama, "mana barangnya?" tutur Boni menirukan ucapan para pria itu.

'Barang' yang dimaksud polisi tak berseragam tersebut adalah sabu-sabu yang dipesan Boni bersama Ari kepada seorang bandar - sebut saja Deni.

Pria 37 tahun ini bercerita sudah beberapa kali membeli sabu dari Deni yang dikenalkan Ari. Selama itu pula dia mengaku tidak pernah bertemu muka dengan Deni.

Komunikasi hanya berlangsung lewat telepon. Dari Ari, Boni hanya tahu kalau Deni masih mendekam di penjara.

Selama penggeledahan itu terjadi, tak ditemukan sabu. Ia mencoba berkelit dengan menjawab, "tidak tahu" setiap kali ditanya.

Baca juga: Terima Suap untuk Kasus Narkoba, Oknum Jaksa Ditangkap di Bandara Pekanbaru

Namun balasannya justru penyiksaan berupa pukulan bertubi-tubi.

Belakangan polisi menemukan struk transaksi berisi bukti transfer senilai ratusan ribu rupiah ke sebuah rekening - yang oleh jaksa kemudian dijadikan bukti pembelian sabu dalam berkas tuntutan.

Boni lantas dimasukkan dalam mobil polisi, sementara telepon selulernya diambil paksa.

Ketika sebuah pesan masuk ke telepon selulernya, polisi membuka pesan itu dan memperlihatkan kepada Boni sebuah foto yang diduga peta lokasi sabu tersebut diletakkan.

Pengirim pesan itu tanpa nama, hanya deretan angka yang tak dikenal. Boni pun tak diperkenankan memegang dan memastikan siapa pengirimnya.

Ketika sampai di lokasi, kisah Boni, para polisi turun lebih dulu untuk mencari paket sabu yang dimasukkan ke dalam bekas bungkus rokok.

Baca juga: Simpan 0,5 Kg Sabu di Hak Sandal, Wanita Ini Ditangkap di Bandara Supadio Pontianak

Setelah memastikan paket itu betul sabu, polisi memerintahkan Boni mengulangi adegan mengambil barang itu sembari direkam.

"Kata polisi, 'Coba buka ini apa?' Saya sebutin, 'Ini sabu'," ujar Boni menerangkan kejadian saat itu.

"Jadi seolah-olah saya yang nemuin, padahal aslinya tidak begitu."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Regional
Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Regional
17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

Regional
Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Regional
Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com