Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Kompas.com - 01/05/2024, 17:47 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pergerakan buruh di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pernah melumpuhkan tranportasi kereta dan pelabuhan dengan mogok kerja.

Pada Mei 1923, para buruh kereta api dan juga pelabuhan mengadakan demonstrasi besar-besaran karena kebijakan Pemerintah Hindia-Belanda yang tak proburuh.

Tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), Semaoen juga turut andil dalam gerakan tersebut melalui organisasinya yang lain seperti VSTP atau Vereniging van Spoor-en Tramwegpersoneel.

Baca juga: Karyawan Shell Medan Demo pada Hari Buruh, Tuntut Pesangon

Hal itu menyebabkan perputaran ekonomi di Kota Semarang saat ini benar-benar lumpuh. Gelombang demonstrasi semakin meluas setelah Semaoen ditangkap.

Pemerhati sejarah, Mozes Christian Budiono mengatakan, ada beberapa hal yang membuat gerakan buruh saat itu masih di sejumlah daerah.

"Gubernur Jendral Hindia-Belanda mengurangi tenaga kesehatan dan fasilitas umum, termasuk gaji buruh juga kurang layak," jelas Mozes kepada kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (1/4/2024).

Dia menjelaskan, saat itu organisasi VSTP yang di dalamnya ada Semaoen mengadakan pertemuan dengan anggota buruh lain.

Dalam pertemuan tersebut, terjadi kesepakatan jika buruh di Kota Semarang akan melakukan mogok kerja secara masal jika ada buruh yang ditangkap.

"Di Kota Semarang kan ada VSTP. Jadi mereka rapat kalau misal orang-orang ditangkap itu harus mogok. Ini karena banyak melihat kebijakan kolonial yang merugikan mereka," kata dia.

Baca juga: Buruh Semarang Mengeluh Terlindas Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Menurutnya, peran tokoh kiri seperti Semaoen pada waktu itu cukup penting karena menjadi pemimpin organisasi VSTP yang menaungi buruh kereta.

"VSTP ini salah satu organisasi buruh yang terbuka dengan warga pribumi. Malah lebih dominan pribumi anggotanya," imbuh Mozes.

Namun disayangkan, aksi buruh yang protes atas nasibnya itu malah mendapatkan perlawanan represif dari Pemerintah Hindia-Belanda.

"Kolonial kayak mengatasi gerakan ini secara represif dengan mengerahkan tentara," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com