Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mantan Napi Kasus Narkoba yang Mengaku Jadi Korban Penjebakan Polisi: Seolah-olah Saya yang Menemukan Sabu

Kompas.com - 10/05/2023, 12:17 WIB
Rachmawati

Editor

 

Kasus-kasus penjebakan narkotika oleh polisi

Berpatokan pada tiga kriteria di atas, apa yang terjadi pada Boni menurut kuasa hukumnya bisa disebut penjebakan.

Selain kasus Boni, kejadian penjebakan secara terang-terangan terjadi di Binjai, Sumatera Utara, pada April 2022.

Seorang remaja berinsial RN dijebak saat ia menemui pria tak dikenal di depan warung internet.

Pria itu tiba-tiba memanggil RN dan memberikan sebuah kotak rokok. Tak berselang lama, dua polisi datang kemudian menangkap RN.

Sementara pria yang memberikan kotak itu dibiarkan lolos.

Baca juga: Oknum Anggota Polri di Riau Berpesta Narkoba, Ditangkap oleh Polisi Lainnya

Peristiwa tersebut terekam kamera CCTV dan viral di media sosial. Warganet berkomentar ada yang janggal saat proses penangkapan RN dan sikap polisi yang melepaskan pria tak dikenal itu.

Meskipun Kapolres Binjai, AKBP Ferio Sano membantah anggotanya sengaja menjebak RN tapi selang sebulan dia mencopot Kasat Res Narkoba Polres Binjai, Firman Imanuel Perangin-angin.

"Kasatnya harus bertanggungjawab karena lemahnya pengawasan terhadap anggota, sehingga anggota melakukan hal itu," kata Kabid Humas Polda Sumut, Hadi Wahyudi kepada wartawan.

Kasus penjebakan lainnya terjadi pada Andika Tri Oktaviani. Pada tahun 2011, Mahkamah Agung bahkan membebaskan terdakwa karena kuatnya indikasi rekayasa.

Dalam pertimbangan putusan nomor 454 K/Pid.Sus/2011, MA mengatakan tuduhan polisi bahwa Andika memiliki sabu 0,011 gram mengada-ada dan tidak kuat. Ini karena terdakwa tidak mengakui dompet berisi sabu yang dibuka oleh polisi yang menangkap.

Saat ditangkap di jalan raya Kota Prabumulih, di dalam dompet yang diduga milik terdakwa tidak ditemukan narkoba. Baru setelah di kantor polisi dompet tersebut telah berisi satu paket sabu.

Baca juga: Pho Sie Dong, Terdakwa Kepemilikan Sabu Asal Binjai, Divonis Bebas, Sebelumnya Dihukum 7 Tahun Penjara oleh Hakim PN

Catatan hakim dalam pertimbangan juga mempertanyakan keberadaan polisi yang menjadi saksi dalam kasus Andika Tri Oktaviani dan tindakan polisi yang tidak turut menangkap temannya di lokasi kejadian.

Selang setahun kemudian, Mahkamah Agung secara lugas menyatakan polisi seringkali melakukan penjebakan atau rekayasa kasus narkoba.

Seperti yang berlaku pada kasus mahasiswa di Aceh, Safriel Ilham.

"Sudah menjadi notoire faiten [hal yang sudah diketahui umum] bahwa dalam pemberantasan narkotika polisi seringkali melakukan penjebakan/rekayasa terhadap barang bukti seolah-olah milik terdakwa," demikian pernyataan hakim MA yang tertuang dalam putusan nomor 401 K/Pid.Sus/2012.

Polres Aceh menuduh Safriel membeli paket ganja seberat 50 gram seharga Rp400.000 dari Simeng dan Sidi. Tapi keduanya tidak diringkus polisi.

Saat digerebek di rumah ayahnya di Desa Langgoeng, Aceh Barat, polisi menggeledah sepeda motor Safriel tapi tak ditemukan ganja.

Baca juga: Jadi Kurir dan Jual Ganja di Banten, Anggota TNI Dijanjikan Upah Rp 100 Juta

Pemuda itu lalu diboyong ke kandang kambing milik orangtuanya dan ditemukan ganja. Padahal Safriel tidak pernah menunjukkan di mana ganja itu disembunyikan.

"Praktik penegakan hukum yaitu penggerebekan, pihak kepolisian seringkali menggunakan orang lain [undercover buying] yang berperan menjebak pelaku dengan berbagai cara.

"Misalnya menyimpan barang bukti di tempat tertentu sehingga seolah-olah milik terdakwa.

"Bahkan petugas sendiri seringkali melakukannya," demikian putusan yang diketok oleh Hakim Agung Artidjo Alkostar yang menguatkan vonis bebas Safriel.

Apa yang bisa dilakukan bila ada dugaan penjebakan?

Ilustrasi sabu-sabu (SHUTTERSTOCK).KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi sabu-sabu (SHUTTERSTOCK).
Pemantauan LSM Kontras dalam rentang 2019-2022 menemukan setidaknya terdapat 13 kasus salah tangkap narkotika.

Tujuh di antaranya terjadi penyiksaan, lima lainnya ditangkap tidak sesuai prosedur atau sewenang-wenang.

"Ada satu kasus yang mengalami intimidasi," ungkap Wakil Koordinator bidang Advokasi Kontras, Tioria Pretty.

"Dampaknya enam orang luka-luka karena penyiksaan dengan tangan kosong dan alat tertentu. Kemudian dua tewas dan lima ditahan."

Divisi Riset dan Dokumentasi Kontras, Hans Giovanny, menduga ada banyak kasus penjebakan atau rekayasa narkotika yang terjadi namun tak dilaporkan atau terpantau ke publik.

Baca juga: Oknum Anggota Polri di Riau Berpesta Narkoba, Ditangkap oleh Polisi Lainnya

Ini karena tak semua orang tahu hak yang dimiliki.

Ketika polisi hendak melakukan upaya paksa berupa penangkapan, penggeledahan, penyitaan tanpa dasar yang jelas maka masyarakat perlu meminta surat tugas mereka.

Kalau tidak bisa menunjukkan, masyarakat berhak menolak upaya paksa yang dilakukan polisi.

"Tanpa dilengkapi surat-surat itu tidak bisa dan bisa digolongkan pada penangkapan sewenang-wenang. Itu melanggar pasal 17 KUHAP," jelas Hans.

Begitu pula kalau polisi mau memaksa seseorang mengecek barang bawaan ataupun melakukan tes urine.

"Harus menolak kalau tidak ada surat tugas karena itu menyalahi prosedur."

Pengecualian, sambung Hans, hanya berlaku kalau situasi orang tersebut tertangkap tangan.

Dia juga mengatakan, korban penjebakan disarankan melaporkan polisi yang menangkapnya ke Propam untuk diperiksa secara etik.

Baca juga: Bapak Pembunuh Anak Kandung di Gresik Sempat Dipenjara karena Narkoba

Jika terbukti terjadi penjebakan yang disertai penyiksaan, harus diproses secara pidana.

Dalam kasus penjebakan yang terjadi di Binjai, Sumatera Utara, menurut Hans, sanksi berupa pencopotan tidak cukup.

Apa tanggapan kepolisian?

Menjawab persoalan ini, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Mukti Juharsa, mengeklaim dalam mengungkap kasus-kasus narkoba polisi tidak pernah melakukan praktik penjebakan atau rekayasa.

Cara yang dipakai aparat hukum, katanya, dengan undercover buying atau control delivery. Selain dibantu informan dan teknologi, jelas Mukti.

"Tidak ada penjebakan, penangkapan-penangkapan yang terjadi pure [murni] karena bantuan informan dan teknologi," ujarnya kepada BBC News Indonesia, Selasa (18/04).

Tapi dia tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana teknis pelaksanaan dua teknik investigasi itu diterapkan.

"Panjang ceritanya itu. Intinya penangkapan narkoba dengan pembelian terselubung atau penyerahan di bawah pengawasan," kata Mukti. "Perangkat teknologi kita sudah canggih-canggih."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com