Padi yang ada di dalam bambu betun, lanjut Yosep, biasanya dijadikan benih pada musim tanam berikutnya di ladang lahan kering.
"Leluhur orang Manggarai Timur memiliki cara merawat, mengawetkan padi serta menjaga keamanan dan ketahanan padi bagi kelangsungan hidup keluarga di kampung-kampung. Saya berterima kasih kepada orangtua yang mewarisi kebiasaan ini. Tapi, sekarang jarang disimpan padi seperti itu karena saat ini menyimpan padi dalam karung plastik," jelasnya.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Manggarai Barat, 1 Keluarga Terpaksa Mengungsi ke Kebun
Sebagaimana diketahui Yosep, ada beberapa cara menyimpan padi yang kerap dilakukan masyarakat Manggarai Timur sebelum mengenal karung plastik. Pertama, menyimpan padi dalam bambu betung. Kedua, menyimpan padi di dalam bondo lonjong. Bondo artinya tempat lonjong dari anyaman daun gebang atau bambu halus dan juga daun pandan. Biasanya, kaum perempuan yang menganyam daun gebang dan daun pandan, sementara bambu halus dianyam oleh kaum laki-laki.
Ketiga, lansing lonjong, lansing terbuat dari kulit kayu. Keempat, peti kas, peti kas berbentuk segi empat yang berbahan papan. Kelima, karung goni, berbahan dari daun pandan tebal. Keenam, bondo dari anyaman tali sawar.
"Semua ini untuk keamanan dan ketahanan pangan dalam setahun. Bahkan lebih dari satu tahun. Tapi, kini kearifan lokal sudah tak digunakan lagi karena dampak memakai karung plastik," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.