Salin Artikel

Menyimpan Padi Dalam Bambu Betung, Cara Leluhur Orang Manggarai Selamat dari Paceklik

BORONG, KOMPAS.com - Warga di Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kearifan lokal untuk menyimpan padi supaya aman dan tahan lama. Salah satunya adalah menyimpan padi di bambu betong atau bambu betung.

Cara ini sudah dilakukan oleh orang Manggarai terdahulu, terutama untuk mengatasi paceklik di era 1950-an.

Linus Ropa, seorang tokoh masyarakat Manggarai Timur, menjelaskan, nenek moyang dan orangtuanya memiliki cara menyimpan padi di bambu betong. Hal ini sebagai bagian dari kemampuan warga terdahulu menggunakan bahan-bahan dari alam untuk menjaga keberlangsungan pangan, khususnya padi.

Menurut Linus, leluhur orang Manggarai menjaga keamanan dan ketahanan pangan supaya tidak lapar saat musim paceklik.

"Saya melihat orangtua saya sewaktu saya masih kecil mengambil bambu betong. Membersihkan lubang bagian dalam untuk menyimpan padi yang sudah dipanen. Zaman itu padi sangat langka sebab makanan utama masyarakat adalah jagung dan ubi jalar, selain singkong. Sebelum mengenal padi yang diolah menjadi beras, leluhur orang Manggarai mengenal jagung, ubi jalar sebagai makanan pokok di kampung-kampung," kata Linus kepada Kompas.com di kediamannya di Kampung Padarambu, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Rabu (13/4/2022).

Linus menjelaskan, kini cara menyimpan padi di bambu betung jarang ditemukan di kampung-kampung. Saat ini diganti dengan karung plastik.

"Biasanya yang saya tahu dan melihat cara menyimpan padi, di antaranya, setelah panen padi ladang dijemur. Setelah jemur padi itu dimasukkan di dalam bambu betung. Padi yang sudah simpan di dalam bambu itu disimpan di bale-bale di dapur agar asap api mengenai bambu tersebut. Bagian atas bambu itu ditutup. Cara menyimpan ini sangat aman dari berbagai gangguan tikus dan semut," jelasnya.

Linus mengisahkan, zaman dulu makanan utama adalah jagung, ubi jalar, dan singkong. Ada jenis masakan jagung yang sangat enak zaman itu yakni masakan bombo atau bose.

Yosep Geong, tokoh masyarakat lainnya di Manggarai Timur menjelaskan, stok pangan padi ladang di kampung Rajong Koe-Nunur, Desa Mbengan tidak kekurangan saat masa paceklik. Sebab, cara menyimpan padi di bambu betung bertahan sangat lama. Padi di dalam bambu betung juga tidak rusak.

"Saat saya masih kecil, saya melihat mama sangat terampil mengisi padi di dalam bambu betung. Berderetan bambu betung dengan ukuran 3-4 meter berjejeran di bale-bale di atas tungku api. Asap api terus mengenai bambu tersebut. Namun, asap api tidak masuk dalam lubang bambu karena bagian atasnya ditutup rapi," jelasnya.

"Leluhur orang Manggarai Timur memiliki cara merawat, mengawetkan padi serta menjaga keamanan dan ketahanan padi bagi kelangsungan hidup keluarga di kampung-kampung. Saya berterima kasih kepada orangtua yang mewarisi kebiasaan ini. Tapi, sekarang jarang disimpan padi seperti itu karena saat ini menyimpan padi dalam karung plastik," jelasnya.

Sebagaimana diketahui Yosep, ada beberapa cara menyimpan padi yang kerap dilakukan masyarakat Manggarai Timur sebelum mengenal karung plastik. Pertama, menyimpan padi dalam bambu betung. Kedua, menyimpan padi di dalam bondo lonjong. Bondo artinya tempat lonjong dari anyaman daun gebang atau bambu halus dan juga daun pandan. Biasanya, kaum perempuan yang menganyam daun gebang dan daun pandan, sementara bambu halus dianyam oleh kaum laki-laki.

Ketiga, lansing lonjong, lansing terbuat dari kulit kayu. Keempat, peti kas, peti kas berbentuk segi empat yang berbahan papan. Kelima, karung goni, berbahan dari daun pandan tebal. Keenam, bondo dari anyaman tali sawar.

"Semua ini untuk keamanan dan ketahanan pangan dalam setahun. Bahkan lebih dari satu tahun. Tapi, kini kearifan lokal sudah tak digunakan lagi karena dampak memakai karung plastik," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/18/074558778/menyimpan-padi-dalam-bambu-betung-cara-leluhur-orang-manggarai-selamat-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke