KENDAL, KOMPAS.com - Gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk, kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.
Gerabah ini, biasanya berbentuk wadah, di antaranya tungku, gentong, cuek, vas bunga, kendil, dan lainnya.
Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, berpuluh tahun lalu, ada kampung yang hampir semua warganya membuat gerabah.
Namanya Kampung Langenharjo, di Kecamatan Kendal.
Namun, seiring perkembangan zaman, keturunan perajin gerabah tersebut, satu per satu sudah memilih pekerjaan lain. Seperti bekerja di pabrik atau lainnya.
Baca juga: Sosok DK, Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Kendal, Pernah Mempertanyakan Pancasila
Salah satu perajin gerabah Kampung Langenharjo yang hingga kini masih bertahan yakni Rusmadi (69).
Sejak ia berumur 7 tahunan, kata Rusmadi, dia sudah menjadi perajin gerabah.
“Nenek, orangtua dan tetangga saya, semuanya perajin gerabah. Mula-mula, saya hanya membantu, lama-lama saya jadikan pekerjaan tetap,” kata Rusmadi, pada Minggu (27/3/2022).
Rusmadi mengatakan, masyarakat Langenharjo Kendal, dulu hampir semuanya pengrajin gerabah.
Hasil kerajinannya dibeli oleh pedagang dari luar kota. Kini, satu per satu para perajin sudah banyak yang meninggal dunia dan keturunannya tidak mau meneruskan.
Mungkin, menurut Rusmadi, karena membuat gerabah adalah pekerjaan kotor, jadi banyak anak muda yang memilih pekerjaan lain.
Apalagi, sekarang pesanan gerabah tidak seperti dulu lagi, sehingga hasilnya kurang untuk makan keluarga sebulan.
“Di samping itu, banyak masyarakat yang mengganti gerabah dengan alumunium dan plastik,” ujar Rusmadi.