Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Kompas.com - 22/12/2023, 08:40 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BERBAGI penumpang. Begitulah cara sejumlah pengojek di perbatasan Indonesia dan Malaysia mencari rezeki bersama di bawah Persatuan Gojek Jagoi Serikin, “rumah” mereka.

Pengojek yang terdiri dari warga negara Indonesia (WNI) dan WN Malaysia itu mendirikan posko transit ojek di sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat, yang berbatasan dengan bagian timur Serawak, Malaysia, pada Januari 2023.

“Saling tukar penumpang, ibaratnya. Kalau penumpang dari Indonesia (ke Malaysia), (pengojeknya) nyambung dengan pengojek Malaysia. Ibaratnya, bagi-bagi makanlah,” kata salah satu pengojek berkewarganegaraan Indonesia, Salomon (56), saat diwawancarai Kompas.com di posko transit ojek, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Cerita Perjalanan Menuju Beranda Nusantara Jagoi Babang, Jalan Berkelok Terbayar Indahnya Alam Kalimantan

Salomon mencontohkan, penumpang yang bepergian dari wilayah Indonesia menuju Malaysia awalnya menggunakan jasa pengojek WNI.

Penumpang itu kemudian transit di Posko Persatuan Jagoi Serikin. Untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan, penumpang itu diantar oleh pengojek WN Malaysia.

Begitu pun sebaliknya. Penumpang yang bepergian dari wilayah Malaysia awalnya diantar pengojek WN Malaysia sampai posko. Dari posko, penumpang diantar ke tempat tujuan di wilayah Indonesia oleh pengojek WNI.

Dengan demikian, para pengojek itu hanya berkendara di negara asalnya, tidak memasuki wilayah negara tetangga.

Salomon (56), salah satu pengojek di Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat yang berada dalam naungan Persatuan Gojek Jagoi Serikin, Selasa (12/12/2023).KOMPAS.com/XENA OLIVIA Salomon (56), salah satu pengojek di Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat yang berada dalam naungan Persatuan Gojek Jagoi Serikin, Selasa (12/12/2023).
Mereka mematok tarif 15 ringgit Malaysia atau setara Rp 50.000-an untuk sekali perjalanan. Uang tersebut kemudian dibagi dua.

Para pengojek itu menerima dua jenis mata uang. Penumpang boleh membayar menggunakan mata uang rupiah atau ringgit.

Saat ini, 1 ringgit senilai Rp 3.200. Nilai tersebut bisa berubah tergantung kurs yang berlaku.

“Pertukaran uang kan naik turun. Sekarang kami perhitungkan dalam satu ringgit itu Rp 3.200. Jadi sekarang kami minimalkan begitu. Apalagi kami memang satu rumpun, di Jagoi Babang dengan Kota Serikin, Malaysia. Masih pakai satu bahasa, Dayak Bidayuh,” papar Salomon.

Baca juga: Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Salomon dan rekan-rekannya di posko sudah pasti selalu berbagi penumpang, meski jumlahnya tak banyak.

“Kadang-kadang enggak ada (penumpang sama sekali), kadang kosong. Paling satu orang dapat dua penumpang tiap hari ngojek,” tutur dia.

Resmi terdaftar di pemda

Salomon menuturkan, calon penumpang tidak perlu khawatir menggunakan jasa mereka.

Sebab, dia bersama sekitar 90 pengojek lain di Jagoi Babang dan Serikin telah terdaftar secara resmi di pemerintah daerah (pemda) masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com