Muhadi (40), warga sekitar mengatakan jalan tersebut dilintasi berbagai jenis kendaraan sejak setahun terakhir.
Baca juga: PTM Penuh di Jombang Dijadwalkan Januari 2022, Ini Alasannya
Menurutnya kondisi jalan tidak seimbang dengan kendaraan yang melintas. Hal tersebut membuat aspal jalan terkelupas dan diperparah saat kondisi hujan.
Aspal jalan yang terkelupas itu juga membentuk lubang besar dan cukup lebar dengan kedalaman hingga lebih dari 50 sentimeter.
"Jalan ini rusak sekitar 6 bulan, parahnya 3 bulan ini. Faktornya karena hujan. Kedua, kendaraan melintas melebihi tonase," kata Muhadi kepada Kompas.com, Selasa.
Baca juga: Arca Nandiswara Ditemukan Saat Ekskavasi Situs Pandegong di Jombang
Saat dikonfirimasi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Jombang, Bayu Pancoro Adi mengatakan, jalan raya Tapen-Kabuh merupakan jalan poros Kabupaten.
Sejak Juli 2020, jalan itu dimanfaatkan sebagai jalur alternatif untuk pengalihan arus lalu lintas seiring dengan pelaksanaan pembangunan jembatan Ploso.
Menurut Bayu, penyebab kerusakan jalan akibat kendaraan yang melintas tidak sesuai dengan kondisi jalan.
Kapasitas ideal untuk kendaraan yang melintas, maksimal delapan ton. Namun fakta yang terjadi, kendaraan yang lalu-lalang tonasenya justru lebih dari delapan ton.
"Itu jalan poros kabupaten. Faktor kerusakannya karena pengalihan arus. Terus yang penting masalahnya adalah tonase kendaraan," kata Bayu saat dihubungi Kompas.com.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Syafií | Editor : Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.