Salin Artikel

Gara-gara Jalan Rusak, 10 Toko di Jalan Poros Kabupaten Jombang Tutup, Dilewati Truk hingga Tronton

Video tersebut direkam di jalan raya Desa Tapen, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tepatnya di Dusun Tapen Utara yang jaraknya sekitar 500 utara sebelah utara Pasar Tapen.

Di video tersebut terlihat seorang nenek sedang menuntun sepeda angin yang di atasnya terdapat aneka sayuran.

Ia terlihat menyusuri jalan berlumpur. Di video tersebut juga merekam seorang kakek yang juga menuntun sepada angin dan melewati jalan yang sama.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @wargajombang pada Selasa (23/11/2021).

Tak hanya sekali. Akun tersebut juga beberapa kali mengunggah video kondisi jalan serta arus lalu linta di jalan yang mengalami kerusakan.

Karena kondisi jalan yang sulit dilalui, omzet penjualan toko-toko yang ada di pasar tersebut turun hingga 70 persen.

Seperti yang diceritakan Rendista Tani, pemilik toko bangunan di Jalan Raya Desa Tapen.

Ia merasakan omzet turun sejak 3 bulan yang lalu. Kondisi semakin parah sejak sebulan terakhir saat kondisi jalan berlumpur karena intensitas hujan yang turun.

Biasanya omzet Rendista setiap hari antara Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Namun saat ini turun drastis.

"Lebih parahnya sekitar satu bulan ini. Turunnya sampai 70 persen," ungkap dia saat ditemui Kompas.com, di toko miliknya, Selasa (23/11/2021)

Jalan rusak dengan kondisi lubang yang cukup dan lebar, berada tepat di depan toko bahan bangunan milik Rendista.

"Orang mau belanja kan agak malas karena jalannya kayak begini," tutur pemilik toko Rezeki Alam itu.

Tak hanya mengalami penurunan omzet. Beberapa pedagang lain nasibnya justru lebih buruk. Banyak warung dan toko yang tutup karena tidak ada pembeli yang mau datang ke warung atau toko mereka.

"Dampaknya kepada pedagang disini. Toko-toko sambatan (mengeluh) semua karena tidak ada yang beli," ungkap Abdul Yakun, Ketua RT 2 RW 3 Desa Tapen.

Bahkan menurutnya ada sekitar 10 warung terpaksa menutup warungnya karena tidak ada pembeli yang mau datang.

"Sekitar 10 warung tutup. Alasannya ya karena gak ada yang beli, karena jalannya kayak gini," ujar Yakun.

Ia mengatakan pelanggan Pasar Tapen banyak dari desa yang ada di bagian utara Desa Tapen yakni Desa Sidokaton, Desa Katemas dan Desa Bakalan Rayung.

Mereka kesulitan berbelanja ke pasar karena warga harus melewati jalan rusak jika akan ke pasar.

"Masyarakat yang biasa ke Pasar Tapen, selain dari Desa Tapen, ada yang dari Sidokaton, Bakalan Rayung dan Katemas. Kalau ke pasar ya lewat jalan itu," kata Bahrul kepada Kompas.com, di Kantor Desa Tapen, Selasa.

Menurutnya, jalan yang rusak itu adalah jalan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Kudu dengan Kecamatan Kabuh.

Jalan itu juga menjadi jalur alternatif bagi kendaraan yang bepergian dari dan ke wilayah Lamongan, Tuban dan Bojonegoro atau pun Surabaya.

Ia menjelaskan pembangunan jalan beraspal tersebut difasilitasi oleh Pemkab Jombang.

Sejak jalan tersbeut rusak, warga dan pemerintahan desa berusaha untuk mengurug jalan agar layak dilintasi.

"Sudah tak terhitung berapa kali jalan itu diurug, tapi kondisinya masih seperti itu," kata Ulum.

Kendaraan roda 4 yang melintas bukan hanya jenis mobil pribadi. Tampak pula kendaraan berat seperti trailer, truk gandeng maupun tronton.

Kendaraan-kendaraan besar tersebut melewati jejearan toko dan warung milik warga yang dikenal sebagai kawasan perdagangan.

Muhadi (40), warga sekitar mengatakan jalan tersebut dilintasi berbagai jenis kendaraan sejak setahun terakhir.

Menurutnya kondisi jalan tidak seimbang dengan kendaraan yang melintas. Hal tersebut membuat aspal jalan terkelupas dan diperparah saat kondisi hujan.

Aspal jalan yang terkelupas itu juga membentuk lubang besar dan cukup lebar dengan kedalaman hingga lebih dari 50 sentimeter.

"Jalan ini rusak sekitar 6 bulan, parahnya 3 bulan ini. Faktornya karena hujan. Kedua, kendaraan melintas melebihi tonase," kata Muhadi kepada Kompas.com, Selasa.

Sejak Juli 2020, jalan itu dimanfaatkan sebagai jalur alternatif untuk pengalihan arus lalu lintas seiring dengan pelaksanaan pembangunan jembatan Ploso.

Menurut Bayu, penyebab kerusakan jalan akibat kendaraan yang melintas tidak sesuai dengan kondisi jalan.

Kapasitas ideal untuk kendaraan yang melintas, maksimal delapan ton. Namun fakta yang terjadi, kendaraan yang lalu-lalang tonasenya justru lebih dari delapan ton.

"Itu jalan poros kabupaten. Faktor kerusakannya karena pengalihan arus. Terus yang penting masalahnya adalah tonase kendaraan," kata Bayu saat dihubungi Kompas.com.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Syafií | Editor : Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/24/073800278/gara-gara-jalan-rusak-10-toko-di-jalan-poros-kabupaten-jombang-tutup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke