"Dampaknya kepada pedagang disini. Toko-toko sambatan (mengeluh) semua karena tidak ada yang beli," ungkap Abdul Yakun, Ketua RT 2 RW 3 Desa Tapen.
Bahkan menurutnya ada sekitar 10 warung terpaksa menutup warungnya karena tidak ada pembeli yang mau datang.
"Sekitar 10 warung tutup. Alasannya ya karena gak ada yang beli, karena jalannya kayak gini," ujar Yakun.
Baca juga: PPKM Level 1 di Jombang, Bupati Mundjidah Minta Warga Tak Kendor Terapkan Protokol Kesehatan
Hal senada juga dijelaskan oleh Kepala Desa Tapen Bahrul Ulum.
Ia mengatakan pelanggan Pasar Tapen banyak dari desa yang ada di bagian utara Desa Tapen yakni Desa Sidokaton, Desa Katemas dan Desa Bakalan Rayung.
Mereka kesulitan berbelanja ke pasar karena warga harus melewati jalan rusak jika akan ke pasar.
"Masyarakat yang biasa ke Pasar Tapen, selain dari Desa Tapen, ada yang dari Sidokaton, Bakalan Rayung dan Katemas. Kalau ke pasar ya lewat jalan itu," kata Bahrul kepada Kompas.com, di Kantor Desa Tapen, Selasa.
Baca juga: Candi Hindu Ditemukan di Jombang, Ada Penemuan Arca Nandiswara dan Mahakala Saat Ekskavasi
Menurutnya, jalan yang rusak itu adalah jalan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Kudu dengan Kecamatan Kabuh.
Jalan itu juga menjadi jalur alternatif bagi kendaraan yang bepergian dari dan ke wilayah Lamongan, Tuban dan Bojonegoro atau pun Surabaya.
Ia menjelaskan pembangunan jalan beraspal tersebut difasilitasi oleh Pemkab Jombang.
Sejak jalan tersbeut rusak, warga dan pemerintahan desa berusaha untuk mengurug jalan agar layak dilintasi.
"Sudah tak terhitung berapa kali jalan itu diurug, tapi kondisinya masih seperti itu," kata Ulum.
Baca juga: Potret Toleransi yang Tak Cuma Basa-basi dari Kampung 3 Agama di Jombang
Kendaraan roda 4 yang melintas bukan hanya jenis mobil pribadi. Tampak pula kendaraan berat seperti trailer, truk gandeng maupun tronton.
Kendaraan-kendaraan besar tersebut melewati jejearan toko dan warung milik warga yang dikenal sebagai kawasan perdagangan.