Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Ipin dan Rekonsiliasi Politik yang Memuakkan (Bagian 1)

Kompas.com - 06/04/2021, 05:30 WIB
David Oliver Purba

Editor

 

Merasa jenuh dengan tanggung jawabnya saat itu, Ipin kemudian pergi ke Jakarta untuk bermain musik.

Di sana dia menemukan kesenangan di luar kegiatan yang biasa dia lakukan.

"Jadi musik itu seakan puncak keegoisan saya. Waktu bapak meninggal, saya usia 17 tahun harus ngurusin pekerjaan, harus kuliah. Rasanya kok aku enggak punya waktu untuk me time. Akhirnya aku ngelakuin yang aku senangin deh, ngeband sampai ke Jakarta. Kayak retret, kita menyepi untuk merasakan kehidupan yang enggak ngurusin orang," ujar Ipin.

Hingga suatu hari Ipin memimpikan almarhum ayahnya. Di sana Ipin seperti disadarkan bahwa yang dia lakukan saat itu salah dan harus segera pulang ke Surabaya.

"Karena di mimpi itu seperti pengadilan. Aku ngerasa bersalah kenapa aku se-selfish ini. Dan ketika gua balik, kedaan rumah, adik ada masalah meski usaha jalan. Tapi kan namanya usaha, family bisnis itu enggak gampang ya," ujar Ipin.

Kembali ke Surabaya  

Ipin kemudian meninggalkan ibu kota dan kembali ke Surabaya. Di sana dia kembali serius menjalankan bisnis keluarga.

Ipin mulai melakukan transformasi terhadap manajemen perusahannya. Ipin menyadari bisnis dengan pendekatan keluarga bukanlah hal yang baik untuk keberlangsungan sebuah usaha.

Selain itu, tantangan lain dirasakan Ipin saat ada yang mempertanyakan kepemimpinannya yang dinilai masih sangat mudah.

Dengan keputusan yang berat, Ipin akhirnya merombak struktur manajemen di dalam perusahaan. Dia mulai merekrut tenaga profesional. 

"Jadi mungkin aku sama adik-adik fair, tapi bapak punya saudara. Dulu bapak punya yang dulu mendukung bapak, tapi kemudian lihat gua enggak yakin, lihat ibu enggak yakin. Makanya aku tunjukin aku involve gitu. Waktu itu gua tantang, ya kayak kita main bola, kalau enggak yakin menang pertadingan, pilih tim lain," ujar Ipin.

 

Panggilan hati

Dari Surabaya, Ipin kembali ke Trenggalek karena teringat pesan almarhum ayahnya untuk membangun kampung halaman.

Siapa sangka, cikal bakal karir politiknya itu dimulai saat mendirikan sebuah pabrik di Trenggalek.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com