Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Ipin dan Rekonsiliasi Politik yang Memuakkan (Bagian 1)

Kompas.com - 06/04/2021, 05:30 WIB
David Oliver Purba

Editor

 

Di sana, Ipin menggutarakan niatnya untuk maju pada Pilkada Trenggalek. Dia meminta Emil untuk melihat hasil survei yang menunjukkan apakah Ipin layak untuk mendampinginya.

"Aku bilang, 'Mas, kamu kan punya opsi untuk milih wakil, siapa pun itu lah'. Ya dilihat survei aja. Kalau survei gua baik, bisa bantu lu kenapa enggak? Kalau survei ngomong enggak baik, ngapain lu ngambil gua," ujar Ipin.

Saat itu belum ada keputusan apa pun dari Emil. Mereka akhirnya memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri untuk berkampanye.

Sampai akhirnya partai politik melihat Emil dan Ipin, dua anak muda yang bergerak masif.

Sejumlah parpol akhirnya bertemu dan memutuskan untuk mengusung Emil menjadi calon bupati Trenggalek dan Ipin sebagai wakil bupati Trenggalek. 

"Sampai akhirnya melihat pergerakan itu, ini anak muda kalau bisa jangan bertarung, dikumpulin aja. Akhirya kita kumpul, di situ sepakat satu bupati dan wakil. Yang menarik lagi dibagi tugas merayu partai-partai ini untuk bisa gabung. (bergabung) ada tujuh partai, jadi ceritanya itu," ujar Ipin.

Enek dengan politik

Jauh sebelum memutuskan menjadi calon wakil bupati, Ipin sebenarnya enek dengan politik.

Semua berawal dari "trauma" masa kecil saat ayahnya gagal menjadi ketua dewan pimpinan cabang (DPC) dari sebuah partai politik di Surabaya.

Pemilihan ketua DPC saat itu melibatkan tokoh masyarakat serta orang-orang terpandang dan sangat dihormati di kota pahlawan.

Saat itu ayahnya sudah dibaiat. Namun, tiba-tiba gagal menjadi ketua DPC. 

"Di situ gua..., gini banget ya, padahal udah ada kiainya. Sorry to say, bapak juga udah ngasih duit, tapi lu masih kayak gtu loh. Itu rasanya gini banget. Makanya waktu itu gua ada rasa 'traumanya' sama politik seperti itu," ujar dia.

Rekonsiliasi politik

Pernah trauma dengan politik, nyatanya Ipin memilih jalan yang dibencinya.

Ipin bercerita, rekonsiliasi dengan politik yang memuakkan berawal dari pabrik yang didirikannya di Trenggalek. 

Di sana begitu banyak pelamar. Sedangkan tenaga kerja yang dia butuhkan juga terbatas.

Di situ Ipin menyadari bahwa dia harus memiliki "kendaraan" yang lebih besar untuk bisa membantu banyak orang. 

"Dan gua ngerti waktu bikin sekolah tani banyak keluhan. Seandainya gua punya kewenangan lebih luas, misalnya lewat dinas, apakah bisa?" ujar Ipin.

Selain itu, dia juga teringat dengan ayahnya yang meninggal pada usia 41 tahun.

Ipin merasa terpanggil untuk bisa membantu banyak orang di usianya yang masih muda. 

"Gua juga mikir, bapak gua ninggal umur 41 tahun. Jadi meskipun merasa too young to begin, usiaku mungkin muda tapi umur enggak ada yang tahu. Jadi selama ada kesempatan kita manfaatin sebagai rasa syukur," ujar Ipin.

"Dan semoga bisa sebagai penghapus dosaku waktu menyia-nyiakan waktu ngeband. Enggak sia-sia waktu ngomong di panggung, enggak canggung. Mempermudah waktu ada even, campaign," kata Ipin berseloroh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com