"Saya sekarang bahas semuanya dengan Satgas Covid-19," ungkapnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Ucep Aoufulmuntakimin membenarkan bahwa di pesantrennya terdapat belasan santri positif Covid-19 dan diisolasi mandiri di ruangan pesantren.
Awalnya, ada beberapa orang santri perempuan mengalami demam. Setelah itu, ada salah seorang santri mengalami hilang indra penciuman dan diperiksa secara mandiri oleh tim kesehatan pesantren.
Saat santri itu diketahui bergejala Covid-19, pihak pesantren melaporkan kejadian ini ke puskesmas setempat untuk diperiksa.
"Setelah diperiksa ternyata positif dan hasil tracing jadi banyak yang terpapar, teman-temanya di penginapan santri putri. Sampai akhirnya diketahui ada 19 orang santri positif dan hanya disuruh isolasi mandiri saja di pesantren oleh pihak desa," ujar Ucep.
Ucep mengakui ia memberanikan diri memberitahukan masalah itu langsung ke Wakil Bupati Tasikmalaya melalui Instagram agar para santri yang terkena Covid-19 diperhatikan pemerintah daerah.
"Makanya saya langsung DM ke Instagram Pak Wabup minta perhatiannya. Karena selama ini Pak Wabup lah yang suka keliling dan aktif bertemu masyarakat Tasikmalaya. Kami merasa ada pemimpinnya sekarang di Kabupaten Tasikmalaya," ujar dia.
Selain klaster pesantren ini, di Kabupaten Tasikmalaya baru saja konvoi belasan ambulans viral membawa 47 warga positif klaster senam di Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya beberapa hari lalu.
Wabup Tasikmalaya Deni Ramdhani Sagara pun sempat mengamuk saat mendapati warganya tak mematuhi protokol kesehatan di pasar kaget Jalan Cisinga, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.