Dua Kali Ludes
Hal serupa dialami Supriyanto (53), petani Desa Temulus, Kecamatan Randublatung.
Kini Supriyanto hanya bisa gigit jari akibat lahan jagung siap panen seluas 2 hektare miliknya rusak digerogoti koloni tikus.
Tanaman jagung yang dipersiapkannya selama dua bulan ini ludes menjadi santapan koloni tikus.
"Merawatnya berbulan-bulan, namun hanya dalam semalam habis dirusak tikus. Bayangkan, sudah dua kali ini tanaman jagung saya rusak gegara tikus. Tak hanya saya saja, banyak petani di Blora mengalaminya," tutur Supriyanto.
Baca juga: Petani Diizinkan Masuk ke Ruas Jalan Tol untuk Membasmi Hama Tikus
Dijelaskan Supriyanto, di wilayah Blora bagian Selatan, hama tikus merusak tanaman jagung di wilayah Kecamatan Kedungtuban, di antaranya di Desa Galuk, Desa Ngraho, Desa Kalen dan Desa Kedungtuban.
Hama tikus, sambung dia, juga merusak lahan jagung di wilayah Kecamatan Randublatung, di antaranya di Desa Randublatung, Desa Pilang dan Desa Temulus.
"Tikus menghancurkan lahan jagung dan juga padi. Susah membasminya," kata Supriyanto.
Keputusasaan para petani dalam membasmi hama tikus inilah yang sering memicu mereka menggunakan cara tradisional yang berbahaya.
Baca juga: Hama Ulat Grayak, Petani Jagung di NTT Terancam Gagal Panen
Sebut saja memasang jebakan tikus dengan "setrum" di areal pertanian.
"Namun jebakan setrum justru musibah karena banyak petani yang mati tersengat listrik," terang Supriyanto.