Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Petani di Blora, Jagung Siap Panen Ludes Digerogoti Tikus

Kompas.com - 19/06/2020, 05:27 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Belum tuntas diresahkan oleh pandemi Covid-19, akhir-akhir ini petani di Kabupaten Blora, Jawa Tengah justru kian apes akibat serangan hama tikus yang merusak lahan pertanian jagung siap panen.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, serbuan koloni tikus mengganas saat malam hari hingga membuat para petani risih dengan jumlahnya yang begitu banyak.

Dalam kurun semalam, berhektare-hektare tanaman jagung yang digerogoti tikus porak-poranda dan hanya tersisa bonggolnya.

Baca juga: Lawan Hama Belalang di Pakistan, China Kerahkan 100 Ribu Tentara Bebek

Serangan tikus selama dua bulan ini dianggap lebih dahsyat ketimbang sebelumnya.

Para petani mengaku kelimpungan karena saking banyaknya jumlah populasi tikus yang tak bisa dikendalikan.

"Gropyokan tikus atau membasmi tikus beramai-ramai hingga umpan racun sudah kami upayakan, namun tikus tak ada habisnya. Saat malam hari, jumlahnya ratusan, sampai-sampai kami jijik melihatnya," kata Rusminto, petani di Desa Kalen, Kecamatan Kedungtuban, Kamis (18/6/2020).

Rusminto kini hanya bisa pasrah setelah lahan jagung miliknya seluas 3 hektare habis tak tersisa.

Baca juga: Puluhan Ribu Hektar Lahan Jagung di NTT Diserang Hama, Kerugian Diprediksi Rp 120 M

Padahal modal untuk bertanam jagung tersebut diperoleh dari pinjaman uang di koperasi.

"Aduh mau gimana lagi, semoga ada bantuan dan solusi dari pemerintah," kata bapak dua anak ini.

 

Dua Kali Ludes

Hal serupa dialami Supriyanto (53), petani Desa Temulus, Kecamatan Randublatung.

Kini Supriyanto hanya bisa gigit jari akibat lahan jagung siap panen seluas 2 hektare miliknya rusak digerogoti koloni tikus.

Tanaman jagung yang dipersiapkannya selama dua bulan ini ludes menjadi santapan koloni tikus.

"Merawatnya berbulan-bulan, namun hanya dalam semalam habis dirusak tikus. Bayangkan, sudah dua kali ini tanaman jagung saya rusak gegara tikus. Tak hanya saya saja, banyak petani di Blora mengalaminya," tutur Supriyanto.

Baca juga: Petani Diizinkan Masuk ke Ruas Jalan Tol untuk Membasmi Hama Tikus

Dijelaskan Supriyanto, di wilayah Blora bagian Selatan, hama tikus merusak tanaman jagung di wilayah Kecamatan Kedungtuban, di antaranya di Desa Galuk, Desa Ngraho, Desa Kalen dan Desa Kedungtuban.

Hama tikus, sambung dia, juga merusak lahan jagung di wilayah Kecamatan Randublatung, di antaranya di Desa Randublatung, Desa Pilang dan Desa Temulus.

"Tikus menghancurkan lahan jagung dan juga padi. Susah membasminya," kata Supriyanto.

Keputusasaan para petani dalam membasmi hama tikus inilah yang sering memicu mereka menggunakan cara tradisional yang berbahaya.

Baca juga: Hama Ulat Grayak, Petani Jagung di NTT Terancam Gagal Panen

Sebut saja memasang jebakan tikus dengan "setrum" di areal pertanian.

"Namun jebakan setrum justru musibah karena banyak petani yang mati tersengat listrik," terang Supriyanto.

 

Ribuan Hektare

Kepala Bidang Tanaman dan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, Lilik Setyawan, menyampaikan, kerusakan akibat serangan hama tikus paling dahsyat tercatat di 5 Kecamatan di Kabupaten Blora.

Di antaranya, Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Kedungtuban dan Kecamatan Cepu. 

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, pada bulan Januari hingga Mei 2020, serangan hama tikus telah merusak tanaman para petani Kabupaten Blora dengan keterangan luas tambah serangan (Lts) 1.099 hektare dan dinyatakan telah sembuh (S) 551 hektare. 

Baca juga: 4.000 Hektar Jagung di NTT Terserang Hama Ulat, Petani Menjerit

"Di Kecamatan lain, kerusakan tidak terlalu parah," kata Lilik.

Dijelaskan Lilik, pihaknya melalui Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) sudah beberapa kali berupaya membasmi hama tikus di area persawahan. 

Baik di tanaman jagung maupun padi, tapi bentuknya hanya secara stimulan.

Mulai dari gropyokan hingga menggairahkan pembudidayaan predator tikus, burung hantu (Tyto alba).

"Namun hama tikus susah diatasi. Kami akan terus berupaya membantu petani membasmi tikus. Kali ini serangan tikus mengganas dibanding sebelum-sebelumnya," kata Lilik.

Baca juga: Jari Kaki Wanita Digigit Tikus di Bioskop, Summarecon Mall Serpong Buat Program Berantas Hama

Lilik mengimbau supaya para petani di Kabupaten Blora untuk bergabung dalam kelompok tani di wilayahnya masing-masing.

Sebab. kata dia, bantuan benih jagung maupun benih padi dari pemerintah digelontorkan melalui kelompok tani.

"Jika belum bergabung dengan kelompok tani, tentunya belum dapat bantuan benih," ungkap Lilik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com