Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kearifan Lokal Petani Magetan, Pakai Burung Hantu untuk Basmi Hama Tikus

Kompas.com - 21/01/2019, 17:00 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Santosa (52) memastikan dua rumah-rumahan dari kayu diletakkan sedemikian rupa di depan rumahnya. Rumah-rumahan kayu tersebut berdiameter panjang 70 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Rumah-rumahan kayu tersebut disebut pagupon. 

"Ada sekat ruang di dalam dan kita lapis rumah ini dengan karpet untuk talang air biar kondisi di alam lebih gelap,” ujar warga Desa Purworejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur tersebut, Senin (21/01/2019).

Tak lama kemudian Santosa membawa salah pagupon tersebut ke tengah sawah yang tak jauh dari rumahnya. Dari pantauan Kompas.com, tidak hanya Santosa yang menempatkan pagupon di tengah sawahnya. 

Warga lain juga melakukan hal yang sama. Pagupon ditempatkan di atas tiang besi atau tiang bambu dengan ketinggian enam meter hingga sembilan meter. Pagupon-pagupon tersebut berisi burung hantu yang akan membasmi tikus yang merusak sawah mereka. 

Baca juga: Lim Wen Sim Ubah Mitos Burung Hantu dari Pembawa Maut Jadi Penyelamat Warga

“Di sini ada 36 pagupon tapi sebagian sudah roboh karena tiangnya dari bambu,” terang Santosa. 

Dia bercerita, awalnya para petani di Desa Purworejo merasa resah karena serangan hama tikus. Pada 2009, hama tikus yang menyerang 50 persen persawahan warga membuat desa ini gagal panen. 

Pada awalnya warga berupaya memberantas hama dengan cara memberi racun tikus. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil dan mahal.

Baca juga: Mengontrol Tikus dengan Burung Hantu Ala Petani Dusun Cancangan

 

“Satu kali meracun bisa keluar uang Rp 10.000. Sementara sehari harus tiga kali memberi racun,” kata Santosa, yang juga ketua kelompok tani Ngudi Makmur. 

Dia kemudian memperkenalkan burung hantu untuk membasmi hama tikus di wilayahnya, karena burung itu merupakan predator alami yang masih melakukan perburuan di areal sawah pada malam hari. 

"Setiap malam kita dengar suara krek-krek di sawah, artinya ada burung hantu yang suka memangsa tikus. Tapi tidak ada fasilitas untuk burung hantu bisa tinggal di area sawah,” ucap Santosa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com