Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hama Tikus Serang Sawah, Petani Gelar Ronda Siang dan Malam

Kompas.com - 23/01/2017, 14:10 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Ratusan hektar sawah di Desa Tonrolima, Kecamatan Matakali, dan Kecamata Duampanua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diserang hama tikus.

Serangan hama ini tidak hanya berlangsung di malam hari atau saat hujan turun, tetapi juga siang hari.

Para petani terpaksa menggelar ronda untuk memburu sepanjang hari. Merea resah karena serangan tikus mengancam panen padi.

Sawah yang dikerjakan Udin di Dusun Labasang, Tondrolima, misalnya, sudah jadi korban serangan tikus. Sebagian sawah miliknya telah rusak karena hewan pengerat tersebut.

Hari ini Udin berusaha membersihkan tanaman padi yang telah dimakan tikus hingga mati.

Pembersihan tersebut dilakukan agar batang padi yang telah dipotong bisa memunculkan tunas baru dan tumbuh kembali menggantikan tanaman yang rusak.

Udin yang penggarap sawah milik orang lain mengaku miris dan cemas menyaksikan tanaman padinya yang semula tampak hijau dan subur tiba-tiba saja mati dan kering.

Biaya produksi mulai dari pengolahan, bibit, penanaman, pestisida, dan pupuk yang telah menghabiskan jutaan rupiah terancam hilang sia-sia jika gagal panen.

"Kerusakannya parah. Padi kelihatan berdiri, tapi sudah mati. Biasanya baru ketahuan setelah menguning dan mengering," ujar Udin seraya membersihkan tanaman pagi yang berusia satu bulan.

Kerusakan padi yang diserang tikus biasanya baru kelihatan tiga hari setelah serangan dan ditandai dengan menguningnya daun padi hingga mengering. Batang padi tampak berdiri, tetapi bagian bawah batang terpotong.

Petani melakukan berbagai cara untuk memerangi tikus, mulai dari memberi racun hingga menggelar ronda.

Para petani juga menggunakan cara tradisonal dengan cara berburu tikus pada siang hari secara berkelompok, tetapi tikus terus berdatangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com