Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Sinyal di Tepi Perbatasan RI-Timor Leste

Kompas.com - 11/08/2019, 20:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Warga sekitar menyebut Bukit Cinta, karena di tempat itulah, warga bisa mendapatkan layanan sinyal telepon seluler dan menjadi ajang menelepon kawula muda yang memiliki pasangan yang tinggal berjauhan.

Selain itu, bagi pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) yang berasal dari luar NTT, kerap mendatangi Bukit Cinta untuk menelepon istri, anak atau keluarga mereka.

Bagi warga di Oelbinose dan sekitarnya serta pasukan TNI perbatasan, bukit cinta Oelbinose terasa seperti surga buat mereka, lantaran suasana pegunungan yang terasa sejuk dan dingin membuat mereka betah berlama-lama sambil menelepon.

Baca juga: Listrik Mati, Gas Habis, Go Food Tak Ada Sinyal

Tokoh masyarakat Kecamatan Mutis, Alexander Thaal, menyebut, yang pertama kali menamai Bukit Cinta yakni pasukan Satgas Pamtas dari TNI Angkatan Darat, Yonif 743.

Mereka juga membangun sebuah tugu dan papan bertuliskan "Bukit Cinta Oelbinose".

"Yonif 743 yang pertama kali kali beri nama tempat itu karena waktu mereka datang, agak kesulitan untuk berkomunikasi menggunakan handphone lantaran tidak ada sinyal, sehingga mereka mencari tempat di ketinggian. Pada saat berada di Bukit Cinta, sinyal mulai muncul," jelas Alexander kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Setelah puas mengakses telepon, kami pun melanjutkan perjalanan yang masih sangat jauh.

Waktu telah menunjukan pukul 17.45 WITA, sang surya pun bergegas merapat kembali ke peraduannya, mobil pun bergerak tertatih-tatih menuruni lembah dan mendaki pegunungan.

Karena ketiadaan jembatan penyeberangan, sedikitnya dua sungai ukuran besar dilintasi mobil. Sungai pertama menghubungkan Desa Tasinifu dan Desa Naikake A, yang masih berada di Kecamatan Mutis, Kabupaten TTU.

Selanjutnya sungai yang kedua menghubungkan Desa Noelelo, Kecamatan Mutis dan Desa Netemnanu Selatan, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang.

Perjalanan kami sempat terhenti di Dusun Kabuka, Desa Netemnanu Selatan, lantaran ada kecelakaan tunggal.

Satu unit mobil truk bak kayu yang memuat material bahan bangunan dan sembako serta peralatan tumah tangga dan ditumpangi satu keluarga suami istri dan dua balita, terbalik di tanjakan menuju puncak gunung.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya seorang penumpang yang mengalami cedera ringan.

Baca juga: Mobil Terbalik di Jalan Lintas Riau-Sumut, Satu Keluarga Selamat

Posisi mobil truk yang terbalik, menutupi badan jalan yang akan kami lewati, sehingga kami terpaksa bermalam di rumah salah satu warga di Dusun Kabuka.

Kami memilih bermalam, karena tidak ada jalan alternatif lainnya. Kapten Infanteri I Ketut Darmadi, berusaha meminta bantuan personel Kodim 1604 Kodim di Oepoli melalui telepon seluler.

Namun upaya itu pupus, akibat jaringan Telkomsel tidak bisa diakses.

Di saat kami beristirahat, rupanya warga secara manual mengevakuasi mobil, sehingga pada keesokan harinya Senin (5/8/2019) pagi, mobil yang kami tumpangi, kemudian melanjutkan perjalanan.

Masih dengan kondisi jalan yang sama, kami akhirnya sampai di Oepoli sekitar pukul 10.30 Wita dan langsung beristirahat di Posko TMMD di kantor Desa Netemnanu Utara.

Baca juga: Telkomsel Tawarkan Paket Rp 10 untuk Pelanggan yang Terkena Mati Listrik

Saat berada di Oepoli, jaringan Telkomsel semakin tak berdaya. Hanya bisa gunakan telepon saja dan itu pun pada titik-titik tertentu. Sedangkan akses internet benar-benar kosong.

Kondisi itu, membuat saya harus memutar otak mencari jalan keluar, karena saat yang bersamaan, saya harus mengirim berita ke Redaksi Kompas.com, sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari.

Saya lalu menanyakan kepada warga setempat, termasuk Anggota TNI dari Kodim Kupang yang sudah hampir sebulan berada di Oepoli, tentang bagaimana cara, agar bisa mengakses internet.

Satu-satunya jalan, yakni dengan membeli kartu perdana Telemor, Timor Leste, seharga Rp 25.000 dan paket data 1 GB seharga Rp 20.000.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com