Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika TNI dan Rakyat Cegah "Human Trafficking" dari Perbatasan RI-Timor Leste

Kompas.com - 06/08/2019, 15:39 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

KUPANG, KOMPAS.com - Duduk berjejer di bangku kecil panjang selebar satu jengkal, Ariyanti Nobel terlihat serius memandang ke arah Anthonius DPR Lela, Kepala Sub Seksi Intelijen Keimigrasian Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sorot mata perempuan berambut ikal sebahu dan kulit sawo matang berusia 18 tahun itu, begitu tajam seolah tak mau berkedip. Sesekali, ia menatap empat orang teman sebaya yang duduk persis di sebelah kanannya.

Ariyanti bersama teman-teman dan puluhan warga RT 008, Desa Nunuana, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, sedang mengikuti penyuluhan singkat tentang pencegahan human trafficking (perdagangan manusia), Senin (5/8/2019) malam.

Kegiatan penyuluhan yang difasilitasi oleh Kodim 1604 Kupang itu, digelar secara sederhana di halaman rumah Yunus Maus, yang beratap alang-alang dan berdinding kayu bebak.

Baca juga: Gubernur NTT Siap Disebut Tolol Jika Human Trafficking Masih Tinggi

Sebuah bola lampu penerangan yang minim pencahayaan dipasang di sudut kanan rumah. Beruntung dukungan lampu sorot LED milik TNI, membuat suasana malam itu sedikit lebih terang.

Sebagian warga duduk di kursi plastik dan kursi kayu panjang. Mereka masing-masing berbalut kain selimut tipis.

Ada pula warga yang tidak kebagian kursi, terpaksa harus berdiri. Bahkan anak-anak usia sekolah dasar, duduk di tanah tanpa beralas tikar.

Udara malam itu mulai terasa dingin menusuk tulang. Meski begitu, mereka serius mendengar dengan seksama penyampaian informasi detail tentang bahaya perdagangan manusia dari petugas imigrasi.

Mengenakan baju kaos berwarna hijau muda terang, dengan kain sarung garis merah campur biru yang mulai terlihat usang, Ariyanti sesekali menganggukan kepalanya.

Ariyanti terus berbisik dengan Sifora Masus, teman sebaya yang duduk berselebahan dengannya.

Kedua gadis remaja itu, adalah siswi tamatan SMA Negeri di wilayah Amfoang Timur, yang berencana akan mencari pekerjaan di Kota Kupang.

"Kami barusan tamat SMA dan ingin cari pekerjaan di kota. Setelah mendengar penjelasan dari pihak imigrasi tentang perempuan muda yang diperdagangkan hingga ke luar, kami mulai hati-hati memilih pekerjaan, terutama tawaran kerja ke luar negeri dari orang yang tidak dikenal," ungkap Ariyanti, kepada Kompas.com.

Apalagi, Ariyanti pernah mengetahui informasi dari media massa, bahwa banyak perempuan muda asal NTT yang menjadi korban perdagangan manusia.

Ariyanti yakin, orangtuanya tidak akan mudah mengizinkannya bekerja ke luar negeri, setelah mendengar penjelasan tentang bahaya perdagangan manusia.

"Terima kasih kepada bapak dari imigrasi dan dari Kodim Kupang yang telah menginformasikan langsung kepada kami tentang bahaya perdagangan orang," ujar Ariyanti.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com