Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Naga Merah Banyuwangi, yang Disayang dan Dibuang...

Kompas.com - 24/01/2019, 06:27 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Tiga Investor asal Jakarta

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan petani Banyuwangi mendapatkan kontrak pembelian buah naga dari tiga perusahaan asal Jakarta.

Kontrak ini menjadi kepastian pasar dan harga bagi para petani di tengah melimpahnya produksi saat ini.

“Begitu kontrak ditandatangani Senin kemarin, pengiriman bertahap langsung dilakukan. Terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang ikut memfasilitasi kerja sama ini. Semoga ini membantu menstabilkan harga yang kini menurun,” ujar Arief kepada Kompas.com, Rabu (23/1/2019).

Dari kontrak tersebut, pedagang membeli dengan harga Rp 5.000-6.000 per kg, di atas harga pasar yang sekitar Rp 2.000.

Baca juga: Pasar Murah Buah Naga, Warga Rela Antre dan Berdesakan

“Buah yang diambil adalah grade A dan B menyesuaikan kondisi. Kita dorong kontrak ini terus diperluas, karena bisa menjadi instrumen pengendalian harga ketika panen raya,” terang Arief.

Saat ini, produksi buah naga memang terus meningkat. Ada lima kecamatan di Banyuwangi yang sedang panen raya secara bersamaan. Produksi buah naga di Banyuwangi terus meningkat tiap tahun.

Pada 2012, produksinya masih sebesar 12.936 ton (2012), lalu meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 42.349 ton pada 2017. Penambahan produksi itu seiring penambahan lahan kebun buah naga. Pada 2012 baru seluas 539 hektar, pada 2017 sudah mencapai 1.290 hektar.

“Banyak petani yang mengalihkan lahannya dari sawah padi menjadi buah naga karena tergiur keuntungannya. Namun, ketika panen bersamaan memang harganya berpotensi turun,” ujar Arief.

Baca juga: Manfaatkan Buah Naga untuk Sel Surya, Siswa Ini Berlaga di Amerika

Arief menambahkan, untuk harga buah naga organik saat ini masih stabil di kisaran Rp 15.000 per kilogram. “Karena itu, kami mendorong dan memfasilitasi petani menggarap buah naga organik yang harganya lebih stabil,” ujar Arief.

Arief juga terus mendorong hilirisasi buah naga yang sekarang sudah dilakukan sejumlah pelaku usaha dengan mengolah buah naga menjadi beragam jenis makanan, minuman, hingga komestik.

”Hilirisasi penting untuk memberi nilai tambah agar petani tetap menikmati keuntungan yang memadai,” ujar Arief. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com