Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Naga Merah Banyuwangi, yang Disayang dan Dibuang...

Kompas.com - 24/01/2019, 06:27 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sistem organik lebih untung

Sementara itu Sugeng, petani buah naga di Desa Jambewangi kecamatan Sempu memilih menanam buah naga secara organik sejak tahun 2015 lalu.

Dia menjelaskan walaupun harga buah naga dibeli dengah harga yang paling rendah seperti saat musim panen raya tahun ini, dia dan petani buah naga organik lainnya masih mendapatkan untung.

“Terakhir harga antara Rp 3.500 sampai Rp 8.000 per kilogram. Sesuai dengan ukurannya. Kalau kami pembelinya langsung dari Jakarta bukan pengepul lokal. Tapi walaupun organik, kami juga menyediakan buah naga yang anorganik,” jelas Sugeng.

Ia mengatakan banyak keuntungan menanam buah naga salah satunya adalah harga stabil dan pasca panen, buah naga tidak mudah busuk dan mampu bertahan sampai dua minggu berbeda dengan buah naga anorganik yang hanya bertahan 2-3 hari.

Baca juga: Warga Ini Rela Beli Bekas Galian Pasir untuk Disulap jadi Kebun Buah Naga

 

Hanya saja untuk menanam buah naga organik butuh ketelatenan yang lebih banyak karena semua pupuk yang digunakan mereka buat sendiri.

“Saat ini luasan buah naga yang organik di desa Jambewangi belum sampai dua hektar. Dan Alhamdulilah sudah mendapatkan sertifikat organik sejak dua tahun terakhir. Bedanya kalau petani lain praktis beli pupuk kimia langsung sebar, kalau kita membuat pupuk sendiri. Prosenya lama dan njelimet,” jelasnya.

Sugeng berharap, proses ekspor buah naga dari Banyuwangi ke China bisa segera dilakukan agar harga buah naga di Banyuwangi bisa stabil terutama saat musim panen raya seperti saat ini.

Ia menjelaskan pihak eksportir dari China dan Malaysia sempat sempat datang ke kebunnya namun untuk proses ekspor masih terkendala proses administrasi. Mereka meminta per minggu 20 ton untuk dikirim ke China.

Baca juga: Kisah Korban Gempa Sulteng di Jono Oge Bertahan Hidup dengan Menjual Buah Naga

“Minimal 40-60 persen di ekspor luar negeri, harga buah naga di Banyuwangi akan baik. Kalau organik yang konsumsi paling hanya 5-10 persen dan sudah punya pangsa pasar sendiri,” ungkap Sugeng.

Ke halaman selanjutnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com