Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2020, 12:21 WIB
Sukoco,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Bola lampu masih terpasang di setiap sudut perbatasan petak sawah milik warga di Desa Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Jika malam hari, lampu-lampu tersebut akan menyala untuk memberi tanda bahwa di sawah tersebut terdapat jebakan tikus yang dialiri listrik. Hal itu juga menandakan warga harus berhati-hati.

Kurang lebih setengah meter dari pinggiran sawah terdapat batang bambu seukuran jempol orang dewasa. Panjangnya kurang lebih 20 cm dan ditanam di antara tanaman padi.

Baca juga: Sudah 24 Warga Tewas Tersengat Jebakan Tikus Beraliran Listrik, 4 Orang Jadi Tersangka

 

Di bagian bawah bilah bambu tersebut terikat kawat yang dipasang membentang sepanjang petak sawah yang terhubung dengan bola lampu.

Melalui bentangan kawat tersebut aliran listrik dari PLN maupun dari mesin diesel warga akan menyalakan lampu penanda.

Tikus dipastikan tidak selamat jika melewati kawat tersebut karena langsung tersengat aliran listrik bertegangan tinggi.

Namun, hal serupa juga akan terjadi jika ada orang yang menyentuh kawat tersebut.

Baca juga: Terdengar Suara Teriakan dari Ladang Cabai, Saat Diperiksa Ternyata Satu Keluarga Telah Tewas

Rangkaian listrik sederhana tersebut menurut sejumlah petani di Desa Kasreman dan Desa Sidorejo merupakan cara paling efektif untuk membasmi hama tikus yang  beberapa tahun terakhir terus menyerang padi mereka.

Tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali merangkai bentangan kawat tersebut menjadi jebakan tikus yang mematikan.

“Tahunya dari petani lain, getok tular. Satu malam bisa puluhan sampai ratusan tikus bisa mati. Tapi kalau sudah agak lama pasangnya, biasanya jumlah tikus yang mati akan menurun,” ujar Sugito, salah satu petani di Desa Sidorejo, Minggu (11/10/2020).

Baca juga: Suami, Istri, dan 2 Anaknya Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus di Ladang Cabai

Sugito mengakui bahwa memasang jebakan tikus beraliran listrik di desanya sangat berbahaya.

Namun, cara tersebut merupakan cara paling efektif mengurangi jumlah tikus yang memangsa padi.

Dia menilai bantuan pemberantasan hama tikus dari  Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi tidak efektif mengatasi hama tikus.

“Bantuan semacam racun seperti makanan tikus tidak efektif. Tikus tidak mau makan racun itu. Masih efektif jebakan pakai listrik,” ujar dia.

Cara lain tak efektif

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com