Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Petani Masih Gunakan Jebakan Tikus Beraliran Listrik meski Sudah 24 Nyawa Melayang

Kompas.com - 13/10/2020, 12:21 WIB
Sukoco,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Belum lagi jika gagal panen ditambah tidak mendapat bantuan kompensasi apapun dari pemerintah.

Petani juga tidak pernah mendapat kompensasi pandemi Covid-19 seperti profesi lainnya.

“Siapa bilang kami tidak terdampak Covid-19? Tapi kami tidak pernah mendapat bantuan,” ujarnya.

Sugito mengaku tidak ada solusi yang ditawarkan pemerintah daerah terkait hama tikus yang terjadi sampai saat ini.

Tentu saja petani akan dengan senang hati mematuhi imbauan pemerintah jika ada cara lebih efektif untuk membasmi tikus.

“Kami dilarang, tapi tidak ada solusi. Coba pemerintah membuatkan jebakan tikus beraliran listrik yang aman bagi manusia. Masak sekian orang pandai tidak bisa?” ujar dia.

Solusi pemerintah daerah

Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi mencatat  lahan sawah yang ditanami padi di tahun 2020 seluas lebih dari 50.000 hektar.

Kasie Perlindungan Tanaman Pangan dan Hama Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi Nurhamid mengatakan,  di masa tanam ketiga tahun ini, keluhan tanaman padi yang diserang hama tikus mengalami penurunan.

Namun, jumlah pemasangan jebakan tikus beraliran listrik malah mengalami peningkatan.

“Belum bisa dipastikan apakah penurunan keluhan petani ada kaitannya dengan pemasangan jebakan tikus beraliran listrik,” katanya.

Nurhamid menambahkan, bantuan stimulan yang diberikan pemerintah memang sangat terbatas.

Namun, saat ini Dinas Pertanian sedang mempersiapkan cara baru memberantas hama tikus yang lebih ramah lingkungan.

“Saat ini kita akan memperkenalkan jebakan tikus yang seperti di rumah itu yang sudah dimodifikasi. Kita akan viralkan cara itu,” ujar dia.

24 korban tewas karena jebakan tikus

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com