PALEMBANG, KOMPAS.com - Bencana kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan sepanjang 2018 menghabiskan dana yang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun yang dikeluarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Anggaran itu tercatat sejak Sumsel mencanangkan siaga kebakaran hutan dan lahan terhitung dari 1 Februari hingga 3 Oktober 2018.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, selain menggunakan dana APBN selama siaga kebakaran hutan dan lahan, APBD juga dikeluarkan untuk biaya operasional. Namun, ia belum mengetahui besaran dana APBD yang dikucurkan tersebut.
“Dari keterangan BNPB dana APBN selama siaga kebakaran hutan dan lahan ya kisaran segitu (Rp 1 Triliun). Kalau besaran APBD untuk operasional saya belum tahu berapa besarannya, nanti akan dihitung,”kata Deru, Senin ( 5/11/2018).
Baca juga: Kebakaran Lahan di Sisi Tol Palindra Terus Berlanjut hingga Malam Hari
Deru melanjutkan, Peraturan Daerah (Perda) yang sebelumnya dikeluarkan untuk tidak membakar hutan dan lahan, tak dapat berjalan efektif dikarenakan diluar dari kebiasaan petani.
Ia pun mewacanakan untuk membantu para petani agar tak lagi membuka lahan dengan cara membakar hingga menimbulkan kabut asap.
Wacana itu berupa peminjaman alat berat kepada para petani sehingga tak lagi membakar ketika membuka lahan.
“Bila perlu termasuk BBM, nanti kita pinjamkan alat berat secara gratis jika ada petani yang ingin membuka lahan. Tapi kita lihat dulu, aturannya bagaimana jika ini diterapkan,” ujarnya.
Baca juga: Sumber Air Minim, Pemadaman Kebakaran Lahan di Sumsel Alami Kendala
Terpisah, Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengungkapkan, bantuan dari BNPB selama penanganan kebakaran hutan dan lahan berupa helikopter, pompa, selang dan alat pemadam lainnya.
"Tidak berupa uang, tetapi bantuan alat pemadam, seperti helikopter dan sebagainya, Tapi saya kurang tahu berapa biaya yang dikeluarkan. APBD sedikit dibandingkan APBN (dananya),”jelas Ansori.
Bencana kebakaran hutan dan lahan di Sumsel selama 2018, tercatat 37.362 hektar lahan terbakar. Dimana lahan paling luas terbakar berada di Kabupaten OKI yakni mencapai 19.402 hektar.
“Sekarang siaga karhutla sudah resmi dicabut, seluruh personel yang diperbantukan sudah kembali ke satuan masing-masing,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.