Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Raodah, Ibu Santriwati yang Meninggal Diduga Dianiaya: Anak Saya Selalu Minta Pulang

Kompas.com - 30/06/2024, 07:27 WIB
Pythag Kurniati

Editor

LOMBOK, KOMPAS.com- Seorang santriwati Pondok Pesantren Al Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat berinisial NI (14) meninggal dunia, Sabtu (29/6/2024) pagi diduga dianiaya.

NI mengembuskan napas terakhir setelah sempat koma dan menjalani perawatan di RSUD Soedjono, Selong, Lombok Timur.

Baca juga: Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Sang ibu, Raodah menangis lantaran putri semata wayangnya meninggal dunia.

Raodah yang tinggal di End, Nusa Tenggara Timur itu mengaku sang anak sering meminta pulang saat mereka berkomunikasi melalui telepon

"Saya tanya alasannya dia bilang kamar mandinya kotor. Saya kuatkan dia untuk selesaikan SMP saja dulu, kalau ditelepon lagi, dia kembali merengek minta pulang, selalu minta pulang," katanya saat ditemui Sabtu (29/6/2024).

Baca juga: Misteri Kematian Santriwati di Lombok Barat, Merengek Minta Pulang Sebelum Meninggal

Raodah yang menemukan keanehan itu lalu mengonfirmasi ke pihak ponpes.

"Mereka bilang jika anak saya tidak apa-apa, belakangan mereka baru mengatakan bahwa anak saya sakit dan telah dibawa ke klinik," ujar Raodah.

Tak merespons

Saat Raodah tiba di RSUD Seodjono, Selong, Lombok Timur, NI sudah tidak bisa meresponsnya.

"Saya tiba Jumat sore kemarin, saya langsung melihat anak saya manggil-manggil namanya namun dia tak merespons sama sekali," kata dia.

Kondisi NI memburuk dan kemudian meninggal.

"Beberapa menit kemudian saya masih tak sanggup melihat tindakan terhadap anak saya dan saya diberi tahu putri saya sudah tak ada," kata dia.

Baca juga: Polisi Masih Selidiki Kasus Santriwati Dianiaya hingga Koma di Pesantren

Sementara ayah NI Mahmud sempat mendengar sang anak mengaku dipukul di bagian kepala oleh kawannya.

"Saya tanya siapa yang memukul, anak saya hanya diam dan kini dia benar-benar tak bisa bicara," kata Mahmud.

Sementara pihak ponpes membantah tudingan penganiayaan dan mengatakan bahwa NI meninggal lantaran sakit.

"Ada semacam benjolan di lubang hidungya yang bernanah yang membuatnya meriang meriang, dan ini merupakan cerita awal sakitnya NI," kata Amiruddin yang merupakan juru bicara ponpes.

Otopsi

Jenazah NI kini diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

"Otopsi dilaksanakan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram," ungkap Kuasa Hukum Korban Yan Mangandar, Sabtu, seperti dikutip dari Antara.

Yan mengungkapkan otopsi ini adalah permintaan dari keluarga NI. Dia juga mengatakan bahwa pihak RSUD belum menerbitkan hasil pemeriksaan medis NI.

"Tetapi dokter sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan ada bekas benturan di bagian kepala kiri almarhumah," katanya.

Sumber: Kompas.comn (Fitri Rachmawati) Antara


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buat Resah, Buaya Muara 5 Meter Berhasil Ditangkap Warga di Lampung Selatan

Buat Resah, Buaya Muara 5 Meter Berhasil Ditangkap Warga di Lampung Selatan

Regional
Hingga Juni 2024, 225 Anak di Blora Ajukan Dispensasi Kawin, Apa Alasannya?

Hingga Juni 2024, 225 Anak di Blora Ajukan Dispensasi Kawin, Apa Alasannya?

Regional
Polisi Buru 1 Pelaku Pemerkosa Remaja di Flores Timur

Polisi Buru 1 Pelaku Pemerkosa Remaja di Flores Timur

Regional
Misteri Mayat Terapung di Waduk Wadaslintang Terungkap, Korban Dibunuh Suaminya Sendiri

Misteri Mayat Terapung di Waduk Wadaslintang Terungkap, Korban Dibunuh Suaminya Sendiri

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Pagi Ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Pagi Ini Hujan Sedang

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Sepanjang Januari-Juni 2024, 948 Orang di Blora Ajukan Cerai, Apa Penyebabnya?

Sepanjang Januari-Juni 2024, 948 Orang di Blora Ajukan Cerai, Apa Penyebabnya?

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 4 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
PPDB Jateng Sisakan 78 Kursi Kosong, Dua Kursi di SMAN 1 Petungkriyono Pekalongan Terletak di Pucuk Gunung

PPDB Jateng Sisakan 78 Kursi Kosong, Dua Kursi di SMAN 1 Petungkriyono Pekalongan Terletak di Pucuk Gunung

Regional
Selandir, Mobil Karya Siswa SMKN 1 Lingsar Ikut Kompetisi Eco-Marathon di Sirkuit Mandalika

Selandir, Mobil Karya Siswa SMKN 1 Lingsar Ikut Kompetisi Eco-Marathon di Sirkuit Mandalika

Regional
Hasil Penyelidikan Piagam Palsu di PPDB Jateng Bakal Dirilis Sabtu, Bagaimana Sanksinya?

Hasil Penyelidikan Piagam Palsu di PPDB Jateng Bakal Dirilis Sabtu, Bagaimana Sanksinya?

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pesawat Garuda Putar Balik di Solo | Hakim Praperadilan Pegi Ingin Tepuk Tangan

[POPULER NUSANTARA] Pesawat Garuda Putar Balik di Solo | Hakim Praperadilan Pegi Ingin Tepuk Tangan

Regional
Penemuan Mayat Terbakar Gegerkan Warga Boyolali, Ada Surat Wasiat di Lokasi

Penemuan Mayat Terbakar Gegerkan Warga Boyolali, Ada Surat Wasiat di Lokasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com