MATARAM, KOMPAS.com - Jenazah NI (13) tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk diotopsi.
Jenazah tiba pukul 12.54 Wita, Sabtu (29/6/2024), diantar oleh ibunya Raodah dan ayahnya Mahmud.
Baca juga: Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi
Seperti diketahui, NI merupakan santriwati Pondok Pesantren Al Aziziyah, Kapek, Gunungsari Lombok Barat, asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang meninggal diduga karena dianiaya.
Baca juga: Bantah Santriwati Koma Dianiaya, Ponpes: Korban Tusuk Jerawat Pakai Jarum Pentul
Mobil ambulans dari RSUD Soedjono, Selong Lombok Timur, membawa jenazah NI yang ditutup dengan kain panjang motif batik coklat putih.
Baca juga: Seorang Santriwati Kritis di RSUD Selong, Pihak Ponpes Membantah Tudingan Tindak Kekerasan
Terlihat Raodah menangis menerima kenyataan anak semata wayangnya harus pergi selamanya.
"Saya tiba Jumat sore kemarin, saya langsung melihat anak saya, manggil-manggil namanya, namun dia tak merespons sama sekali, tapi saya terus memanggilnya, NI, NI, seperti itu," katanya dengan mata sembab, di depan ruang otopsi RS Bhayangkara Polda NTB.
Raodah mengatakan, sebelum meninggal, selama sepekan NI menjalani perawatan di RSUD Soedjono Selong.
Namun, kondisi anaknya makin memburuk, detak jantungnya melemah, dan tensinya terus menurun hingga akhirnya NI meninggal.
"Beberapa menit kemudian saya masih tak sanggup melihat tindakan terhadap anak saya, dan saya diberitahu putri saya sudah tak ada," kata Raodah.
Raodah menyebut, saat NI menelepon atau ditelpon, dia sering minta pulang karena tidak betah di pondok pesantren.
"Saya tanya alasannya, dia bilang kamar mandinya kotor, sehingga dia tidak betah. Saya kuatkan dia untuk selesaikan SMP saja dulu. Kalau ditelpon lagi, dia kembali merengek minta pulang," kata Raodah.
"Selalu minta pulang. Saya selalu menguatkan dia, bahkan dia telah menjalani satu semester dengan air kotor di pondok, jadi harus kuat," kenang Raodah.
NI juga tidak pernah memberi kabar dirinya sakit. Raodah dan Mahmud justru tahu setelah rekan sebangkunya mengabarkan saat acara keluarga di NTT.
Raodah kemudian menanyakan kepada Puput yang merupakan wali hujroh, terkait kondisi anaknya. Namun, jawabannya selalu tak ada masalah, NI baik-baik saja.
"Mereka tidak bilang jika anak saya sakit apa-apa. Belakangan mereka baru mengatakan bahwa anak saya sakit dan telah dibawa ke klinik," katanya.