Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jateng Evaluasi Larangan Pungutan di Sekolah, Alasannya Banyak Orangtua Siswa Ingin Menyumbang

Kompas.com - 24/05/2024, 15:37 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah berencana mengkaji ulang kebijakan zero pungutan dan larangan study tour.

Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah membenarkan bila Komisi E DPRD Jateng sempat mengusulkan agar kebijakan tersebut dikaji ulang.

"Saat ini kita sedang proses buat kajian. Nanti akan kita sampaikan pada pimpinan, sedang berproses. Kalau sudah selesai kita sampaikan," kata Uswatun melalui sambungan telepon, Jumat (24/5/2024).

Baca juga: Disdikbud Jateng Larang Study Tour Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Dia mengatakan larangan pungutan di sekolah sudah berlaku sejak 2020 silam. Namun, Disdikbud menerima masukan bahwa sejumlah pihak yang ingin memberi sumbangan untuk pengembangan sekolah terhalang kebijakan itu.

"Banyak orangtua siswa yang ingin memberikan sebuah sumbangan kepada satuan pendidikan, kontribusi majuin pendidikan. Yang ada di sekolah negeri ini tidak semuanya siswa tidak mampu, kita beri ruang bagi siswa dari keluarga mampu untuk berkontribusi memajukan satuan pendidikan," jelasnya.

Maka dengan berbagai pertimbangan, pihaknya mulai mengkaji ulang agar kebijakan tersebut tidak menghambat kemajuan dan proses pembelajaran peserta didik.

"Kebijakan tahun 2020 masih kita gunakan, sampai proses pengolahan selesai, ranah pimpinan yang nyampaikan," lanjutnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga akan membahas regulasi terkait study tour. Sejauh ini larangan itu hanya berlaku bagi SMA, SMK, dan SLB negeri di bawah Pemprov Jateng. Sedangkan sekolah swasta hanya berupa imbauan.

Pihaknya mengimbau bagi sekolah swasta yang mengadakan study tour agar memastikan agenda direncanakan dengan matang untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

"Sampai saat ini kami menerima SE minta pemberitahuan kepada satuan pendidikan yang menyelenggarakan piknik untuk menggunakan alat transportasi yang memang support dalam beberapa spesifikasi. Itu akan kita teruskan bagi satuan pendidikan yang menyelenggarakan," imbaunya.

Di samping itu, dia juga tetap meminta sekolah swasta tetap mempertimbangkan pengadaan study tour mengingat tidak semua peserta didik berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas.

"Tidak menutup kemungkinan bagi yang swasta itu, tidak sedikit anak-anak yang latar belakang keluarga tidak mampu. Sehingga unsur diskriminatif bisa jadi pertimbangan," imbuhnya.

Baca juga: Ombudsman NTT Temukan Ada Pungutan Liar Amplop Cokelat di Kapal ASDP

Dengan mengkaji ulang kebijakan zero pungutan, terbuka peluang bagi masyarakat untuk turut berkontribusi memajukan sekolah negeri maupun swasta. Tak terkecuali kemungkinan bagi sekolah mengadakan study tour.

"Efek dari itu mungkin saja ada study tour atau outing class ketika memang di dalam satuan pendidikan itu pengelolaan keuangannya memadai. Apalagi saat ini SPI (survei penilaian integritas) pendidikan di Jateng peringkat 1 nasional. Angkanya tinggi, 78 lebih, ketimbang 4 provinsi besar lainnya. Ini jadi bagian penilaiain, wujud selama ini kita sudah berupaya menjalankan integritas," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, Polisi Disiagakan Antisipasi Balas Dendam

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, Polisi Disiagakan Antisipasi Balas Dendam

Regional
Jokowi Berkurban Sapi Simental 1 Ton di Masjid Agung Solo

Jokowi Berkurban Sapi Simental 1 Ton di Masjid Agung Solo

Regional
Warna Air Danau Kelimutu Berubah, Apa Penyebabnya?

Warna Air Danau Kelimutu Berubah, Apa Penyebabnya?

Regional
Kedapatan Berjudi 'Online' Dalam Warung Kopi di Aceh, 20 Orang Ditangkap

Kedapatan Berjudi "Online" Dalam Warung Kopi di Aceh, 20 Orang Ditangkap

Regional
2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap 'Nyabu', Pelaku Tewaskan Penjual Sate

2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap "Nyabu", Pelaku Tewaskan Penjual Sate

Regional
Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Regional
3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

Regional
Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Regional
Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Regional
Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Regional
Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Regional
Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Regional
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Regional
Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com