KOMPAS.com - Danau Kelimutu adalah danau kawah yang berada di puncak Gunung Kelimutu di Pulau Flores.
Lokasinya masuk ke wilayah Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung Kelimutu sendiri merupakan gunung api dengan tipe strato dengan ketinggian 1384,5 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Legenda Danau Kelimutu, Cerita Adanya Tiga Warna Air Danau
Sebagai sebuah danau vulkanik, Danau Kelimutu terbentuk akibat letusan eksplosif Gunung Kelimutu.
Danau Kelimutu memang memiliki pesonanya tersendiri, sehingga dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dilansir dari laman Wonderful Indonesia, keunikan Danau Kelimutu adalah karena danau ini terdiri dari tiga danau dengan luas ketiga danau sekitar 1.051.000 meter persegi dan memiliki volume air sekitar 1.292 juta meter kubik.
Baca juga: Bukan Hanya Danau Tiga Warna, Ini Destinasi Wisata Budaya dan Alam di Sekitar Kelimutu
Ketiga danau dibatasi dinding batu sempit yang mudah longsor dan sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat dan ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Nama Kelimutu adalah gabungan kata dari bahasa setempat, yaitu "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih.
Hal ini terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat, di mana warna-warna pada Danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Baca juga: Kunjungan ke Danau Kelimutu Tetap Dibuka meski Berstatus Waspada
Danau Kelimutu memang dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna air yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih.
Danau yang airnya berwarna merah dikenal sebagai "Tiwu Ata Polo" dipercaya menjadi tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan atau tenung.
Danau yang airnya berwarna biru dikenal sebagai "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" dipercaya menjadi tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal.
Sedangkan danau airnya berwarna putih dikenal sebagai "Tiwu Ata Mbupu" dipercaya menjadi tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Dalam kegiatan pengamatan, tiga danau kawah itu juga memiliki kode nama, yaitu Kawah 1 (Tiwu Ata Polo), Kawah 2 (Tiwu Nuwa Muri Koo Fai), dan Kawah 3 (Tiwu Ata Bupu).
Adapun Kawah 3 (Tiwu Ata Mbupu) merupakan kawah tertua sedangkan Kawah 2 (Tiwu Nuwa Muri Koo Fai) merupakan kawah paling akhir terbentuk.