ENDE, KOMPAS.com - Air Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami perubahan warna dalam beberapa waktu terakhir. Wisawatan yang mengunjungi puncak Gunung Kelimutu itu diminta untuk mewaspadai gas beracun.
Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu (BTNK), Budi Mulyanto mengungkapkan, perubahan warna air danau Tiwu Ata Polo termati sejak tanggal 14 Mei dengan warna hijau kebiruan.
Pada 15 Mei air masih berwarna hijau kebiruan. Namun, pada 16 Mei 2024 air berubah menjadi warna hijau, 17 Mei 2024 warna air dari hijau menjadi hijau tua.
Baca juga: Air Danau Kelimutu Ende Berubah Warna, Ini Penjelasan Badan Geologi
Hingga 20 Mei tidak mengalami perubahan. Lalu pada 21 Mei perubahan air menjadi warna hijau kecokelatan, dan 22 Mei air menjadi warna cokelat kehitaman.
"Sementara air di Danau Tiwu Ata Bupu dan Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai tidak mengalami perubahan warna," ujar Budi dalam keterangannya, Kamis (23/5/2024).
Kendati begitu, lanjut Budi, aktivitas di destinasi wisata itu berjalan normal. Wisatawan diimbau agar tetap menaati aturan.
Baca juga: Festival Kelimutu: Rakor Tiga Pilar Batu Tungku Tetapkan Hari Lahir Kabupaten Ende pada 1 Juli
Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid mengungkapkan, Gunung Kelimutu memiliki tiga danau kawah, yaitu Tiwu Ata Polo, Tiwu Ko'o Fai Nuwamuri, dan Tiwu Ata Bupu.
Dia menjelaskan, perubahan warna air danau Tiwu Ata Polo disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, curah hujan yang tinggi, kemungkinan perubahan komposisi air danau akibat dari pelarutan batuan sehingga membuat warna air kawah berubah warna menjadi kebiruan, kehijauan atau cokelat kehitaman.
"Namun faktor-faktor yang memicu proses perubahan warna tersebut belum diketahui secara pasti, apakah karena pengenceran (sebaliknya) perubahan suhu maupun pengaruh konveksi naiknya gas dari bawah permukaan," ujar Wafid.
Wafid berujar, ancaman bahaya saat ini berupa erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa semburan air dan lontaran material di sekitar kawah.