Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Kompas.com - 18/06/2024, 16:48 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Pilkada Kota Salatiga 2024 dinilai akan rawan politik uang atau money politic. Sebab, cakupan wilayah yang tak luas dengan jumlah warga yang sedikit bakal jadi rebutan para kandidat. 

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Salatiga Yuliyanto menilai bahwa kondisi tersebut merupakan kenyataan politik. Sehingga, popularitas calon bisa dikalahkan dengan politik uang. 

"Bagi saya, itu kenyataan politik hari ini. Kandidat yang unggul dalam hasil survei, bisa 'disapu' dengan money politic. Sehingga pengawasan harus ditingkatkan," ujarnya Selasa (18/6/2024) di kantor DPC Partai Gerindra usai penyembelihan hewan kurban.

Baca juga: Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

"Pilkada Salatiga rawan politik uang karena luas wilayahnya kecil. Karena itu, elektabilitas tinggi dalam hasil survei tidak jaminan terpilih," ungkapnya.

Menurut Yuliyanto, hasil survei tidak akan menjadi indikator pemilih dalam menentukan pilihan.

"Pilihan bisa berubah sewaktu-waktu, apalagi pemilih yang menjadi sasaran money politic," kata Wali Kota Salatiga dua periode tersebut.

"Terus terang saja, kita tidak memungkiri bahwa Pilkada Salatiga rawan politik uang. Jadi hasil survei popularitas dan elektabilitas tidak berpengaruh pada pemilih," ujarnya.

Meski begitu, hasil survei bisa dijadikan indikator atau parameter pasangan calon untuk menentukan strategi

"Itu akan bermanfaat jika digunakan untuk pemilihan kepala daerah dalam lingkup yang lebih luas, seperti pemilihan gubernur atau presiden. Tapi kalau di Salatiga tidak signifikan karena dengan luas hanya empat kecamatan, dalam satu hari pun peta politik bisa berubah," tegasnya.

Saat ini, DPC Partai Gerindra Kota Salatiga memperpanjang waktu pendaftaran dan pengembalian formulir bakal calon wali kota-wakil wali kota. Semula, pendaftaran ditutup pada 8 Juni 2024, namun kini berubah menjadi 8 Juli 2024.

"Ini hasil komunikasi dengan DPD Gerindra Jawa Tengah, diperpanjang karena memberi kesempatan lebih luas untuk calon pendaftar. Sampai saat ini sudah ada 12 nama yang mendaftar dan mengembalikan formulir," kata Yuliyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com