"Hujan abu dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin," ujar Wafid dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/5/2024).
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas Gunung Kelimutu masih berada pada level I normal.
Dia mengimbau masyarakat sekitar dan wisatawan membatasi aktivitas di sekitar area kawah.
"Tidak melewati pagar pembatas, mendekati kawah danau, mendekati tembusan gas dan tidak bermalam di dalam area kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun," ujar Wafid.
Baca juga: Soekarno dan Sandiwara Kelimutu di Ende
Kemudian, masyarakat sekitar diimbau agar tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Kelimutu dari sumber yang tidak jelas.
Yoris Eman (52), warga Ende menuturkan, perubahan air Danau Kelimutu bukan pertama kali terjadi.
"Sudah sering alami perubahan warna, hanya saja kami tidak tahu dampak dari perubahan warna air," ujarnya.
Kendati begitu, warga sekitar maupun pengunjung selalu diimbau untuk tetap waspada saat berada di lokasi tersebut.
Sekretaris BPBD Ende, Yulius Riwu menerangkan, belum ada imbauan dari Pemda terkait peristiwa tersebut.
Meski begitu, demikian Yulius, BPBD terus berkoordinasi dengan Badan Geologi dan Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu.
"Apabila terjadi peningkatan status (dari level 1 normal) pemda dalam hal ini BPBD akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk langkah-langkah antisipasi terhadap warga terdampak," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.