Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak "Study Tour" Dilarang di Jateng, Sewa Transportasi Dibatalkan dan Kunjungan Wisata Turun

Kompas.com - 24/05/2024, 07:50 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Larangan study tour kembali ditegaskan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah usai kecelakaan bus pelajar SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat.

Merespon hal itu, Ketua Perkumpulan Penggiat Wisata (PPW) Nusantara Arief Amarudin turut mengeluhkan dampak pembatalan sewa transportasi hingga penurunan kunjungan wisata.

Baca juga: Buntut Kecelakaan Bus Rombongan SMP, Pemkab Keluarkan SE Imbau Study Tour Dilakukan di Malang Raya

"Karena beberapa stakeholder pelaku wisata juga sudah telepon ke kami terkait dengan penurunan jumlah kunjungan di obyek wisata juga pembatalam di transportasi terkait dengan larangan (study tour) tersebut," jelas Arief melalui sambungan telepon, Kamis (23/5/2024).

Arief menyayangkan kebijakan Disdikbud Jateng yang melarang study tour. Pihaknya menilai, semestinya pemerintah melakukan evaluasi dan membuat regulasi yang mengatur program study tour agar tidak dilakukan dengan serampangan oleh pihak sekolah.

"Kami sebenarnya menyayangkan statement dari para pimpinan yang ketika ada kejadian di Subang langsung memberikan vonis larangan. Seharusnya bisa lebih bijak ketika menyampaikannya tidak harus melarang tapi bagaimana membuar regulasi yang tepat dan baik agar kegiatan itu juga berjalan dengan baik," terangnya.

Pasalnya, pelarangan kegiatan study tour dinilai sangat berpengaruh pada penggiat wisata. Mulai dari sektor persewaan transportasi, hotel, tempat wisata, dan lainnya.

"Semua sendi-sendi pelaku wisata akan terpengaruh dengan larangan tersebut," keluhnya.

Lebih lanjut, menurutnya kejadian di Subang merupakan musibah akibat kelalaian agen travel yang memiliki bus.

Sehingga ia menilai tidak tepat bila semua agen travel disamakan dengan bus pelajar Subang tersebut. Apalagi menurutnya masih banyak biro perjalanan lainnya yang mengutamakan standar keselamatan penumpangnya.

Baca juga: Kronologi Bus Rombongan Study Tour Kecelakaan Masuk Jurang di Lampung

Dia berharap agar larangan study tour bisa dikaji ulang bagi pelajar sekolah. Kemudian mendorong standarisasi bagi pelaku bisnis travel agent dan pengelola wisata.

"Mohon kiranya larangan itu bisa dikaji lagi dan mungkin lebih pas ketika statementnya berbunyi, 'carilah travel agent yang berlisensi dan berizin dan gunakanlah fasilitas bus yang layak untuk kehiatan study tour," bebernya.

"Saya menggaris bawahi kalau dari Pemerintah Yogyakarta lebih bijak, dia menyampaikan harusnya kegiatan study tour dilaksanakan tetapi tetap harus menggaris bawahi terkait dengan sarana. Terutama dengan armada yang harus maksimal (berumur) enam tahun," pungkas Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, Polisi Disiagakan Antisipasi Balas Dendam

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, Polisi Disiagakan Antisipasi Balas Dendam

Regional
Jokowi Berkurban Sapi Simental 1 Ton di Masjid Agung Solo

Jokowi Berkurban Sapi Simental 1 Ton di Masjid Agung Solo

Regional
Warna Air Danau Kelimutu Berubah, Apa Penyebabnya?

Warna Air Danau Kelimutu Berubah, Apa Penyebabnya?

Regional
Kedapatan Berjudi 'Online' Dalam Warung Kopi di Aceh, 20 Orang Ditangkap

Kedapatan Berjudi "Online" Dalam Warung Kopi di Aceh, 20 Orang Ditangkap

Regional
2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap 'Nyabu', Pelaku Tewaskan Penjual Sate

2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap "Nyabu", Pelaku Tewaskan Penjual Sate

Regional
Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Regional
3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

Regional
Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Regional
Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Regional
Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Regional
Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Regional
Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Regional
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Regional
Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com