PADANG, KOMPAS.com-Pria paruh baya itu terlihat bermenung. Matanya menatap ke dasar sungai Lembah Anai yang airnya meluap karena banjir bandang, Sabtu (11/5/2024) malam.
Terlihat dua ekskavator hijau sedang bekerja mengangkat batu untuk perbaikan jalan di dasar sungai.
Di tengah sungai, terlihat ekskavator lain berwarna kuning terguling dikelilingi kayu-kayu bekas banjir bandang.
Tidak jauh dari situ, sebuh musala juga terdampak banjir bandang. Musala itu juga dikelilingi kayu-kayu bekas banjir bandang.
Baca juga: Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini Tersapu oleh Alam
Ada sebuah mini bus merah di depannya. Mobil itu terlihat sudah penyok karena hantaman banjir dan material lainnya.
Pria itu adalah Asrinal Kayo(48) pemilik pemandian atau kolam renang anak-anak Mato Aia di Lembah Anai, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Awalnya Kayo tidak mau bercerita soal kejadian banjir bandang yang menghabisi tempat usahanya itu karena masih trauma.
Namun setelah dibujuk, akhirnya Kayo mau juga bercerita.
Kayo menceritakan saat kejadian Sabtu (11/5/2024) malam itu dirinya awalnya tertidur.
Namun sekitar pukul 22.30 WIB dibangunkan anaknya karena air sungai sudah naik.
"Anak saya saat itu hendak ke WC yang ada di dekat sungai, tapi dia terkejut karena air sudah naik," kata Kayo kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Takut Banjir Susulan, Warga Agam Berlarian Dengar Hujan Turun di Hulu Sungai
Setelah itu, kata Kayo, anaknya membangunkan dirinya dan kemudian langsung melihat ke arah sungai.
Menurut Kayo, air sudah tinggi dan mencapai kamar mandi.
Kayo kemudian berinisiatif menyuruh anaknya agar menyelamatkan diri dengan naik ke atas bukit.
Kayo kemudian ikut membawa sepeda motornya ke atas bukit. Hanya itu satu-satunya harta yang bisa diselamatkan.
"Tidak berapa lama, saya melihat air hitam bercampur kekuning-kuningan datang melanda tempat pemandian saya," kata Kayo.